MUI dorong Selandia Baru rintis upaya melawan Islamophobia
22 Maret 2019 18:41 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Zaitun Rasmin (kiri) di Jakarta, Jumat (22/3/2019) mendorong agar Selandia Baru dapat menjadi perintis dalam perang melawan Islamophobia. (ANTARA News/ Anom Prihantoro)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Zaitun Rasmin mendorong agar Selandia Baru dapat menjadi perintis dalam perang melawan Islamophobia.
"Mudah-mudahan Selandia Baru bisa menjadi perintis melawan Islamophobia," kata Zaitun saat pimpinan MUI bertemu delegasi Kedutaan Besar Selandia Baru di Gedung MUI, Jakarta, Jumat.
Islamophobia sendiri merupakan sikap berprasangka, benci dan takut terhadap orang Islam. Hal ini dalam beberapa kasus membuat orang Islam didiskriminasi dan dikucilkan.
Zaitun mengatakan momentum tragedi penembakan jamaah masjid di Christchurch harus menjadi titik tolak perang terhadap Islamophobia mulai dari Selandia Baru. Kemudian, anti-Islamophobia bisa disebarkan ke seantero dunia.
"Islamophobia ini menjadi sebab terorisme di dunia. Semoga Selandia Baru bisa dan mendapat kemuliaan dalam kemanusiaan," kata dia kepada Kuasa Usaha Kedutaan Besar Selandia Baru Roy Ferguson.
Zaitun juga mengapresiasi penanganan Selandia Baru atas tindakan teror di Christchurch yang memakan korban umat Islam, baik tewas maupun luka-luka.
Pemerintah Negeri Kiwi itu, kata dia, telah secara baik menangani korban, menindak pelaku dan menjaga keamanan umat Islam di negara tersebut.
Menurut dia, penanganan serius oleh Selandia Baru itu merupakan tindakan yang patut diapresiasi.
"Kami terharu dengan tindakan pemerintah Selandia Baru yang mampu menjaga. Itu menunjukkan sikap yang baik dan bersahabat," kata dia.
"Mudah-mudahan Selandia Baru bisa menjadi perintis melawan Islamophobia," kata Zaitun saat pimpinan MUI bertemu delegasi Kedutaan Besar Selandia Baru di Gedung MUI, Jakarta, Jumat.
Islamophobia sendiri merupakan sikap berprasangka, benci dan takut terhadap orang Islam. Hal ini dalam beberapa kasus membuat orang Islam didiskriminasi dan dikucilkan.
Zaitun mengatakan momentum tragedi penembakan jamaah masjid di Christchurch harus menjadi titik tolak perang terhadap Islamophobia mulai dari Selandia Baru. Kemudian, anti-Islamophobia bisa disebarkan ke seantero dunia.
"Islamophobia ini menjadi sebab terorisme di dunia. Semoga Selandia Baru bisa dan mendapat kemuliaan dalam kemanusiaan," kata dia kepada Kuasa Usaha Kedutaan Besar Selandia Baru Roy Ferguson.
Zaitun juga mengapresiasi penanganan Selandia Baru atas tindakan teror di Christchurch yang memakan korban umat Islam, baik tewas maupun luka-luka.
Pemerintah Negeri Kiwi itu, kata dia, telah secara baik menangani korban, menindak pelaku dan menjaga keamanan umat Islam di negara tersebut.
Menurut dia, penanganan serius oleh Selandia Baru itu merupakan tindakan yang patut diapresiasi.
"Kami terharu dengan tindakan pemerintah Selandia Baru yang mampu menjaga. Itu menunjukkan sikap yang baik dan bersahabat," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: