Kemenperin dorong pengembangan industri daur ulang plastik
21 Maret 2019 20:46 WIB
pembangunan pabrik daur ulang dan pemrosesan ulang botol PET (Polyethylene terephthalate) menjadi botol baru terbesar di Indonesia oleh PT. Veolia Services Indonesia (Veolia Indonesia) di Pasuruan, Jatim, Kamis (21/2) (Indra)
Pasuruan (ANTARA) - Kementerian Perindustrian Republik Indonesia terus mendorong pengembangan industri daur ulang plastik menyusul masih tingginya kebutuhan plastik di masyarakat.
Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Taufik Bawazier, Kamis mengatakan, saat ini kebutuhan plastik secara nasional sebanyak 5,6 juta ton setiap tahunnya.
"Dari jumlah tersebut sebanyak 40 persennya masih harus dipenuhi dengan impor," katanya di sela kegiatan pembangunan pabrik daur ulang dan pemrosesan ulang botol PET (Polyethylene terephthalate) menjadi botol baru terbesar di Indonesia oleh PT. Veolia Services Indonesia (Veolia Indonesia) di Pasuruan, Jatim.
Ia mengatakan, saat ini terdapat sekitar 1.500 industri daur ulang dimana sekitar 600 di antaranya masuk kategori menengah.
"Oleh karena itu, kami mengimbau kepada pemerintah daerah supaya tidak mengeluarkan regulasi yang bertentangan dengan industri plastik, karena potensi yang dibutuhkan dalam industri daur ulang ini cukup bagus," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah juga mendorong supaya hilir pengelolaan sampah plastik ini bisa diterapkan di masyarakat, mulai dari pemilahan sampai dengan plastik tersebut sampai di pabrik.
"Karena tidak mungkin sampah plastik di masyarakat bisa langsung diolah. Nantinya mesin bisa rusak. Oleh karenanya dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk mengubah pola pikir kalau plastik tersebut memiliki nilai jual," katanya.
Pabrik daur ulang plastik ini dibangun di atas lahan seluas 22 ribu meter persegi dengan luas bangunan sebesar tujuh ribu meter persegi dan ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2020 mendatang.
Setiap tahunnya, pabrik daur ulang plastik ini dapat memproduksi sebanyak 25.000 ton PET daur ulang, yang telah sesuai dengan standar keamanan pangan yang berlaku di Indonesia.
Terkait pembangunan pabrik ini, Presiden Director Veolia Indonesia, Sven Beraud-Sudreau mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung agenda pemerintah dalam mengatasi permasalahan plastik.
"Oleh karena itu kami telah memutuskan untuk membangun pabrik daur ulang plastik PET di Indonesia," katanya.
Presiden Direktur PT. Tirta Investama (Danone-AQUA), Corine Tap, mengatakan saat ini, 70 persen dari bisnis kami sudah sirkular dengan menggunakan kemasan galon 19 liter, yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang.
"Tahun lalu, kami berkomitmen terkait plastik yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah sampah plastik melalui daur ulang, pendidikan dan inovasi. Kemitraan dengan Veolia Indonesia tidak hanya membantu meningkatkan upaya daur ulang tetapi juga untuk memastikan bahwa kemasan 100 persen PET daur ulang kami yang inovatif akan mendapatkan pasokan bahan baku yang cukup di masa mendatang," ucapnya.
Baca juga: Industri daur ulang plastik alternatif terbaik atasi sampah
Baca juga: Industri terus berinovasi untuk nengurangi sampah plastik
Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Taufik Bawazier, Kamis mengatakan, saat ini kebutuhan plastik secara nasional sebanyak 5,6 juta ton setiap tahunnya.
"Dari jumlah tersebut sebanyak 40 persennya masih harus dipenuhi dengan impor," katanya di sela kegiatan pembangunan pabrik daur ulang dan pemrosesan ulang botol PET (Polyethylene terephthalate) menjadi botol baru terbesar di Indonesia oleh PT. Veolia Services Indonesia (Veolia Indonesia) di Pasuruan, Jatim.
Ia mengatakan, saat ini terdapat sekitar 1.500 industri daur ulang dimana sekitar 600 di antaranya masuk kategori menengah.
"Oleh karena itu, kami mengimbau kepada pemerintah daerah supaya tidak mengeluarkan regulasi yang bertentangan dengan industri plastik, karena potensi yang dibutuhkan dalam industri daur ulang ini cukup bagus," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah juga mendorong supaya hilir pengelolaan sampah plastik ini bisa diterapkan di masyarakat, mulai dari pemilahan sampai dengan plastik tersebut sampai di pabrik.
"Karena tidak mungkin sampah plastik di masyarakat bisa langsung diolah. Nantinya mesin bisa rusak. Oleh karenanya dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk mengubah pola pikir kalau plastik tersebut memiliki nilai jual," katanya.
Pabrik daur ulang plastik ini dibangun di atas lahan seluas 22 ribu meter persegi dengan luas bangunan sebesar tujuh ribu meter persegi dan ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2020 mendatang.
Setiap tahunnya, pabrik daur ulang plastik ini dapat memproduksi sebanyak 25.000 ton PET daur ulang, yang telah sesuai dengan standar keamanan pangan yang berlaku di Indonesia.
Terkait pembangunan pabrik ini, Presiden Director Veolia Indonesia, Sven Beraud-Sudreau mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung agenda pemerintah dalam mengatasi permasalahan plastik.
"Oleh karena itu kami telah memutuskan untuk membangun pabrik daur ulang plastik PET di Indonesia," katanya.
Presiden Direktur PT. Tirta Investama (Danone-AQUA), Corine Tap, mengatakan saat ini, 70 persen dari bisnis kami sudah sirkular dengan menggunakan kemasan galon 19 liter, yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang.
"Tahun lalu, kami berkomitmen terkait plastik yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah sampah plastik melalui daur ulang, pendidikan dan inovasi. Kemitraan dengan Veolia Indonesia tidak hanya membantu meningkatkan upaya daur ulang tetapi juga untuk memastikan bahwa kemasan 100 persen PET daur ulang kami yang inovatif akan mendapatkan pasokan bahan baku yang cukup di masa mendatang," ucapnya.
Baca juga: Industri daur ulang plastik alternatif terbaik atasi sampah
Baca juga: Industri terus berinovasi untuk nengurangi sampah plastik
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: