PPKS hasilkan 9 varietas benih kelapa sawit
21 Maret 2019 18:24 WIB
Tandan Buah Segar (TBS) yang dipamerkan di 3rd Borneo Forum yang digelar oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalimantan. (Foto: ANTARA News/dedi)
Pontianak (ANTARA) - Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Pontianak sejauh ini telah menghasilkan sedikitnya sembilan varietas benih kelapa sawit dengan hasil tandan buah segar (TBS) 35 – 39 ton per hektare per tahun.
"Kami selaku produsen benih kelapa sawit yang telah mengeluarkan sembilan jenis varietas kelapa sawit. Dengan menghasilkan CPO mencapai 9 ton per hektare per tahun atau setara 35–39 ton per hektare per tahun,” ujar , Staf Pengembangan Usaha dan Promosi PPKS, Dona Simanjuntak saat 3rd Borneo Forum di Hotel Ibis Pontianak, Kamis.
Dona menjelaskan dari sembilan varietas tersebut dikategorikan dalam empat grup, yakni Dumpy, SP540, Yangambi, dan Langkat.
“Varietas tertinggi adalah Yangambi dengan potensi TBS yang dihasilkan mencapai 39 ton per hektare per tahun,” kata dia.
Menurut Dona, varietas Yangambi, adalah varietas yang paling sering dipesan benihnya oleh perusahaan sawit yang beroperasi di wilayah Kalbar.
“Selain itu, varietas DxP Avros juga menjadi salah satu benih yang paling banyak dipesan,” kata dia.
Secara umum, setiap varietas memiliki karakteristiknya masing-masing. Ia mencontohkan untuk varietas Dumpy yang cenderung lebih cocok ditanam di tanah gambut.
"Namun semua (varietas) bisa ditanam, baik di lahan gambut mau pun mineral. Terpenting sebelum ditanam harus ada pengujian tanah, agar mendapatkan hasil yang maksimal," kata dia.
Selain menjadi produsen benih kelapa sawit yang resmi, PPKS juga adalah institusi riset berbasis kelapa sawit. Lembaga ini mengeluarkan berbagai jenis produk turunan kelapa sawit, salah satunya produk kosmetik dan pupuk.
"Produk-produk kosmetik kami yang jelas tidak menggunakan bahan kimia berbahaya karena murni bahan-bahannya berasal dari turunan minyak kelapa sawit," kata dia.
3rd Borneo Forum tersebut digelar oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalimantan. Dalam forum tersebut menghadirkan berbagai pihak dan narasumber untuk membedah peluang dan tantangan industri kelapa sawit di Indonesia. Kegiatan tersebut berlangsung sejak 20 - 22 Maret 2019.*
Baca juga: Perusahaan Korsel lirik kembangan hilirisasi sawit di Kalbar
"Kami selaku produsen benih kelapa sawit yang telah mengeluarkan sembilan jenis varietas kelapa sawit. Dengan menghasilkan CPO mencapai 9 ton per hektare per tahun atau setara 35–39 ton per hektare per tahun,” ujar , Staf Pengembangan Usaha dan Promosi PPKS, Dona Simanjuntak saat 3rd Borneo Forum di Hotel Ibis Pontianak, Kamis.
Dona menjelaskan dari sembilan varietas tersebut dikategorikan dalam empat grup, yakni Dumpy, SP540, Yangambi, dan Langkat.
“Varietas tertinggi adalah Yangambi dengan potensi TBS yang dihasilkan mencapai 39 ton per hektare per tahun,” kata dia.
Menurut Dona, varietas Yangambi, adalah varietas yang paling sering dipesan benihnya oleh perusahaan sawit yang beroperasi di wilayah Kalbar.
“Selain itu, varietas DxP Avros juga menjadi salah satu benih yang paling banyak dipesan,” kata dia.
Secara umum, setiap varietas memiliki karakteristiknya masing-masing. Ia mencontohkan untuk varietas Dumpy yang cenderung lebih cocok ditanam di tanah gambut.
"Namun semua (varietas) bisa ditanam, baik di lahan gambut mau pun mineral. Terpenting sebelum ditanam harus ada pengujian tanah, agar mendapatkan hasil yang maksimal," kata dia.
Selain menjadi produsen benih kelapa sawit yang resmi, PPKS juga adalah institusi riset berbasis kelapa sawit. Lembaga ini mengeluarkan berbagai jenis produk turunan kelapa sawit, salah satunya produk kosmetik dan pupuk.
"Produk-produk kosmetik kami yang jelas tidak menggunakan bahan kimia berbahaya karena murni bahan-bahannya berasal dari turunan minyak kelapa sawit," kata dia.
3rd Borneo Forum tersebut digelar oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalimantan. Dalam forum tersebut menghadirkan berbagai pihak dan narasumber untuk membedah peluang dan tantangan industri kelapa sawit di Indonesia. Kegiatan tersebut berlangsung sejak 20 - 22 Maret 2019.*
Baca juga: Perusahaan Korsel lirik kembangan hilirisasi sawit di Kalbar
Pewarta: Dedi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: