Indonesia tandatangani perjanjian ekonomi dengan Pasifik Selatan
21 Maret 2019 17:26 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama dengan beberapa perwakilan dari negara-negara Pasifik Selatan saat acara pembukaan Forum Indonesia-Pasifik Selatan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis (21/3/2019). (Kemlu RI)
Jakarta (ANTARA) - Indonesia menandatangani pernyataan bersama mengenai peluncuran negosiasi perjanjian dagang istimewa atau preferential trade agreement (PTA) masing-masing dengan Papua Nugini dan Fiji, dalam Forum Indonesia Pasifik Selatan atau Indonesia South Pacific Forum (ISPF) yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis.
"Salah satu hasil ISPF ini adalah Indonesia menyepakati dimulainya pembahasan PTA dengan negara-negara Pasifik Selatan, yaitu dimulainya proses negosiasi PTA dengan Papua Nugini dan kita juga menyepakati keinginan diluncurkannya pembentukan PTA dengan Fiji," kata Menteri Luar Negeri RI Retno dalam pembukaan ISPF.
Selain kedua perjanjian tersebut, ISPF juga menjadi momentum penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan PT Audie Building Industry, yang akan menjadi platform kerja sama untuk mendukung proyek-proyek di negara-negara Pasifik Selatan.
PT Audie Building Industry merupakan perusahaan konstruksi Indonesia yang memiliki beberapa proyek di Pasifik Selatan termasuk Yadua Bay Resort dan Tree Top Villa Resort di Fiji dengan total nilai proyek 5,6 juta dolar Australia, serta Stadion Sepak Bola Bairiki di Kiribati dengan nilai total 12,3 juta dolar Australia.
Di samping itu, selama rangkaian ISPF juga disepakati Pertemuan Delimitasi Batas Maritim ke-6 antara Indonesia dan Palau di Manila, Filipina, pada 20-21 Maret 2019, serta komitmen Indonesia mengadakan pelatihan protokoler dan penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) untuk Tuvalu yang akan menjadi tuan rumah Our Ocean Conference 2020.
Ke depan, kata Menlu Retno, kemitraan Indonesia dengan pasifik Selatan akan terus ditingkatkan, termasuk melalui inisiatif penyelenggaraan The Pacific Exposition yang akan diselenggarakan di Auckland, Selandia Baru, pada 12-14 Juli 2019 dan diikuti oleh para pelaku bisnis dan kelompok budaya dari Indonesia dan Pasifik Selatan.
ISPF merupakan inisiatif Indonesia untuk memperkuat kerja sama konkret dengan negara atau wilayah Pasifik Selatan di bidang perdagangan, mengurangi hambatan perdagangan dan investasi, serta meningkatkan kerja sama teknis dan pembangunan kapasitas maupun kerja sama pembangunan.
Forum tersebut juga bertujuan meningkatkan rasa saling pengertian antara Indonesia dengan negara-negara Pasifik Selatan sebagai sesama negara kepulauan yang memiliki latar belakang budaya dan tantangan yang sama, antara lain terkait isu perubahan iklim, isu kemaritiman dan pengembangan wilayah pesisir.
Baca juga: Menlu buka kegiatan Forum Indonesia-Pasifik Selatan
Baca juga: Indonesia tingkatkan kehadiran di Pasifik Selatan melalui ISPF
Baca juga: Papua Nugini ingin belajar pengembangan ekonomi dari Indonesia
"Salah satu hasil ISPF ini adalah Indonesia menyepakati dimulainya pembahasan PTA dengan negara-negara Pasifik Selatan, yaitu dimulainya proses negosiasi PTA dengan Papua Nugini dan kita juga menyepakati keinginan diluncurkannya pembentukan PTA dengan Fiji," kata Menteri Luar Negeri RI Retno dalam pembukaan ISPF.
Selain kedua perjanjian tersebut, ISPF juga menjadi momentum penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan PT Audie Building Industry, yang akan menjadi platform kerja sama untuk mendukung proyek-proyek di negara-negara Pasifik Selatan.
PT Audie Building Industry merupakan perusahaan konstruksi Indonesia yang memiliki beberapa proyek di Pasifik Selatan termasuk Yadua Bay Resort dan Tree Top Villa Resort di Fiji dengan total nilai proyek 5,6 juta dolar Australia, serta Stadion Sepak Bola Bairiki di Kiribati dengan nilai total 12,3 juta dolar Australia.
Di samping itu, selama rangkaian ISPF juga disepakati Pertemuan Delimitasi Batas Maritim ke-6 antara Indonesia dan Palau di Manila, Filipina, pada 20-21 Maret 2019, serta komitmen Indonesia mengadakan pelatihan protokoler dan penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) untuk Tuvalu yang akan menjadi tuan rumah Our Ocean Conference 2020.
Ke depan, kata Menlu Retno, kemitraan Indonesia dengan pasifik Selatan akan terus ditingkatkan, termasuk melalui inisiatif penyelenggaraan The Pacific Exposition yang akan diselenggarakan di Auckland, Selandia Baru, pada 12-14 Juli 2019 dan diikuti oleh para pelaku bisnis dan kelompok budaya dari Indonesia dan Pasifik Selatan.
ISPF merupakan inisiatif Indonesia untuk memperkuat kerja sama konkret dengan negara atau wilayah Pasifik Selatan di bidang perdagangan, mengurangi hambatan perdagangan dan investasi, serta meningkatkan kerja sama teknis dan pembangunan kapasitas maupun kerja sama pembangunan.
Forum tersebut juga bertujuan meningkatkan rasa saling pengertian antara Indonesia dengan negara-negara Pasifik Selatan sebagai sesama negara kepulauan yang memiliki latar belakang budaya dan tantangan yang sama, antara lain terkait isu perubahan iklim, isu kemaritiman dan pengembangan wilayah pesisir.
Baca juga: Menlu buka kegiatan Forum Indonesia-Pasifik Selatan
Baca juga: Indonesia tingkatkan kehadiran di Pasifik Selatan melalui ISPF
Baca juga: Papua Nugini ingin belajar pengembangan ekonomi dari Indonesia
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: