Papua Nugini ingin belajar pengembangan ekonomi dari Indonesia
21 Maret 2019 14:24 WIB
Menteri Luar Negeri Papua Nugini Rimbink Pato menyampaikan sambutan dalam pembukaan Forum Indonesia-Pasifik Selatan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis (21/3/2019). (Kemenlu RI)
Jakarta (ANTARA) - Papua Nugini ingin belajar dari Indonesia tentang pengembangan ekonomi dan peningkatan kemitraan di kawasan Pasifik.
"Para ahli dan analis internasional telah memperkirakan bahwa Indonesia akan muncul sebagai ekonomi terbesar keempat dalam generasi kita,” kata Menteri Luar Negeri Papua Nugini Rimbink Pato dalam pembukaan Forum Indonesia Pasifik Selatan atau Indonesia South Pacific Forum (ISPF) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis.
Pernyataan tersebut sesuai dengan proyeksi yang dirilis Standard Chartered Plc. awal Januari 2019 yang menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan AS, dengan PDB 10,1 triliun dolar AS.
Menurut Pato, belajar dari pengalaman Indonesia dengan didasari prinsip perdamaian, persahabatan dan kemitraan antarnegara di kawasan Pasifik akan menghasilkan manfaat termasuk ekonomi.
Sebagai demokrasi yang stabil dengan proyeksi ekonomi menjanjikan, menurut Pato, Indonesia akan menjadi negara yang semakin berpengaruh di kancah global, terutama di kawasan Indo-Pasifik.
“Negara-negara berkembang seperti di kawasan Pasifik dapat belajar banyak dan mengamati bagaimana Indonesia bisa mengembangkan sektor-sektor baru selain pertanian dan perikanan, menjadi ekonomi modern dan dinamis seperti saat ini,” tutur Pato.
Pato juga mengapresiasi upaya Indonesia untuk lebih terlibat dalam kerja sama dengan negara-negara Pasifik Selatan, yang menurutnya menyimpan potensi besar dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi—sebuah inisiatif integrasi ekonomi serupa yang dilaksanakan Australia melalui kebijakan Australia’s Pacific Step-Up dan Selandia Baru melalui New Zealand’s Pacific Reset.
“Jadi negara-negara Pasifik ini melihat potensi dan peluang besar kerja sama dengan negara seperti Indonesia, yang masyarakatnya sangat beragam namun dapat mempertahankan kesatuan dan kedaulatannya, untuk menjadi pemain global,” kata Pato.
ISPF juga menjadi momentum peningkatan hubungan perdagangan antara Papua Nugini dan Indonesia melalui perjanjian peluncuran negosiasi preferential trade agreement (PTA) yang ditandatangani Pato dan Menlu RI Retno Marsudi.
Baca juga: Forum Pasifik Selatan, ajang tingkatkan peran Indonesia di kawasan
Baca juga: Indonesia tingkatkan kehadiran di Pasifik Selatan melalui ISPFBaca juga: Menlu buka kegiatan Forum Indonesia-Pasifik Selatan
"Para ahli dan analis internasional telah memperkirakan bahwa Indonesia akan muncul sebagai ekonomi terbesar keempat dalam generasi kita,” kata Menteri Luar Negeri Papua Nugini Rimbink Pato dalam pembukaan Forum Indonesia Pasifik Selatan atau Indonesia South Pacific Forum (ISPF) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis.
Pernyataan tersebut sesuai dengan proyeksi yang dirilis Standard Chartered Plc. awal Januari 2019 yang menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan AS, dengan PDB 10,1 triliun dolar AS.
Menurut Pato, belajar dari pengalaman Indonesia dengan didasari prinsip perdamaian, persahabatan dan kemitraan antarnegara di kawasan Pasifik akan menghasilkan manfaat termasuk ekonomi.
Sebagai demokrasi yang stabil dengan proyeksi ekonomi menjanjikan, menurut Pato, Indonesia akan menjadi negara yang semakin berpengaruh di kancah global, terutama di kawasan Indo-Pasifik.
“Negara-negara berkembang seperti di kawasan Pasifik dapat belajar banyak dan mengamati bagaimana Indonesia bisa mengembangkan sektor-sektor baru selain pertanian dan perikanan, menjadi ekonomi modern dan dinamis seperti saat ini,” tutur Pato.
Pato juga mengapresiasi upaya Indonesia untuk lebih terlibat dalam kerja sama dengan negara-negara Pasifik Selatan, yang menurutnya menyimpan potensi besar dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi—sebuah inisiatif integrasi ekonomi serupa yang dilaksanakan Australia melalui kebijakan Australia’s Pacific Step-Up dan Selandia Baru melalui New Zealand’s Pacific Reset.
“Jadi negara-negara Pasifik ini melihat potensi dan peluang besar kerja sama dengan negara seperti Indonesia, yang masyarakatnya sangat beragam namun dapat mempertahankan kesatuan dan kedaulatannya, untuk menjadi pemain global,” kata Pato.
ISPF juga menjadi momentum peningkatan hubungan perdagangan antara Papua Nugini dan Indonesia melalui perjanjian peluncuran negosiasi preferential trade agreement (PTA) yang ditandatangani Pato dan Menlu RI Retno Marsudi.
Baca juga: Forum Pasifik Selatan, ajang tingkatkan peran Indonesia di kawasan
Baca juga: Indonesia tingkatkan kehadiran di Pasifik Selatan melalui ISPFBaca juga: Menlu buka kegiatan Forum Indonesia-Pasifik Selatan
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: