Masyarakat Sulut diajak ikut melestarikan air
21 Maret 2019 06:34 WIB
Irigasi Sangkub Jaringan Irigasi Sangkub yang terletak di antara Kecamatan Sangkub dan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara memiliki luas ± 1.804 Ha mampu mengairi sawah seluas 3.601 Ha. Irigasi ini mengairi lebih dari 2000 hektar areal persawahan membuat irigasi Sangkub menjadi sarana vital bagi Sulut dalam menjalankan program ketahanan pangan. (Foto Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum)
Manado (ANTARA) - Sekdaprov Sulawesi Utara Edwin Silangen saat membuka Lokakarya Hari Air Dunia ke-28 mengajak masyarakat di daerah itu ikut melestarikan air agar bisa memenuhi kebutuhan semua makhluk hidup.
"Mari kita ikut menjaga kondisi dan kelestarian air karena semua mahluk hidup memerlukan air untuk membantu metabolisme," kata Silangen di Manado, Rabu.
Menurut dia, air juga penting bagi lingkungan dan kelestarian alam beserta isinya yang apabila keberadaannya tidak seimbang dengan alam maka tidak akan tercipta keselarasan.
Apalagi, pesatnya pertumbuhan penduduk, kondisi daerah aliran sungai di Indonesia tidak dapat dipungkiri semakin hari kian tercemar yang menuntut tindakan nyata dari segenap komponen masyarakat untuk melakukan upaya pelestarian air.
"Marilah kita dukung pelestarian air dengan tidak membuang sampah di sungai, mengendalikan pencemaran air sungai dan membersihkan sungai dari sampah," katanya.
Dia pun mengajak seluruh peserta lokakarya untuk memberikan perhatian penuh terhadap informasi upaya pelestarian sumber daya air
"Lokakarya ini penting untuk diikuti dan disukseskan untuk meningkatkan kapabilitas kita dalam mengelola air di Sulawesi Utara," ajaknya.
Lokakarya Hari Air Dunia 2019 turut dihadiri jajaran Balai Sungai Sulawesi I Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, utusan perguruan tinggi, sekolah sungai, komunitas serta tokoh masyarakat.
Baca juga: Warga kepulauan sitaro alami krisis air bersih
Baca juga: Korban banjir Sulut dapat bantuan air bersih
"Mari kita ikut menjaga kondisi dan kelestarian air karena semua mahluk hidup memerlukan air untuk membantu metabolisme," kata Silangen di Manado, Rabu.
Menurut dia, air juga penting bagi lingkungan dan kelestarian alam beserta isinya yang apabila keberadaannya tidak seimbang dengan alam maka tidak akan tercipta keselarasan.
Apalagi, pesatnya pertumbuhan penduduk, kondisi daerah aliran sungai di Indonesia tidak dapat dipungkiri semakin hari kian tercemar yang menuntut tindakan nyata dari segenap komponen masyarakat untuk melakukan upaya pelestarian air.
"Marilah kita dukung pelestarian air dengan tidak membuang sampah di sungai, mengendalikan pencemaran air sungai dan membersihkan sungai dari sampah," katanya.
Dia pun mengajak seluruh peserta lokakarya untuk memberikan perhatian penuh terhadap informasi upaya pelestarian sumber daya air
"Lokakarya ini penting untuk diikuti dan disukseskan untuk meningkatkan kapabilitas kita dalam mengelola air di Sulawesi Utara," ajaknya.
Lokakarya Hari Air Dunia 2019 turut dihadiri jajaran Balai Sungai Sulawesi I Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, utusan perguruan tinggi, sekolah sungai, komunitas serta tokoh masyarakat.
Baca juga: Warga kepulauan sitaro alami krisis air bersih
Baca juga: Korban banjir Sulut dapat bantuan air bersih
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: