Debat Capres
Koalisi Perempuan nilai paslon belum memihak perempuan
20 Maret 2019 22:50 WIB
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin (kiri) berbincang dengan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (kanan) usai mengikuti Debat Capres Putaran Ketiga di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019). Debat Capres Putaran Ketiga yang menampilkan hanya kedua Cawapres tersebut bertemakan Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan serta Sosial dan Kebudayaan. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras) (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras/)
Jakarta (ANTARA) - Koordinator Kelompok Kerja Reformasi Kebijakan Publik Koalisi Perempuan Indonesia Indry Oktaviani menilai dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden belum memiliki keberpihakan pada persoalan perempuan.
"Saya rasa memang pada intinya, secara umum, kedua paslon belum memiliki keberpihakan pada persoalan perempuan terutama perempuan kelas bawah, disabilitas, lanjut usia dan anak perempuan," kata Indry saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Indry menganggap seperti itu karena dalam debat pada Minggu (17/3) malam, kedua calon wakil presiden dinilai menganggap persoalan gender sebagai persoalan yang netral.
Padahal, menurut Indry, banyak persoalan mendasar di bidang kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya yang dipengaruhi perspektif gender yang mendiskriminasi perempuan.
"Bila ketimpangan gender ini tetap dilanggengkan, capaian-capaian yang menjadi sasaran kedua pasangan calon presiden akan sulit dicapai," tuturnya.
Indry mengatakan Koalisi Perempuan menyayangkan situasi yang menunjukkan ketidakpekaan kedua pasangan calon terhadap isu perempuan tersebut.
Debat putaran ketiga pada Minggu malam (17/3) diikuti dua calon wakil presiden bertema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.
Pemilihan Presiden 2019 akan diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yaitu pasangan 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Saya rasa memang pada intinya, secara umum, kedua paslon belum memiliki keberpihakan pada persoalan perempuan terutama perempuan kelas bawah, disabilitas, lanjut usia dan anak perempuan," kata Indry saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Indry menganggap seperti itu karena dalam debat pada Minggu (17/3) malam, kedua calon wakil presiden dinilai menganggap persoalan gender sebagai persoalan yang netral.
Padahal, menurut Indry, banyak persoalan mendasar di bidang kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya yang dipengaruhi perspektif gender yang mendiskriminasi perempuan.
"Bila ketimpangan gender ini tetap dilanggengkan, capaian-capaian yang menjadi sasaran kedua pasangan calon presiden akan sulit dicapai," tuturnya.
Indry mengatakan Koalisi Perempuan menyayangkan situasi yang menunjukkan ketidakpekaan kedua pasangan calon terhadap isu perempuan tersebut.
Debat putaran ketiga pada Minggu malam (17/3) diikuti dua calon wakil presiden bertema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.
Pemilihan Presiden 2019 akan diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yaitu pasangan 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Tags: