Blitar (ANTARA) - DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) optimistis insiden operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh KPK pada Romahurmuziy yang juga anggota TKN tidak terlalu memengaruhi elektabilitas Jokowi-KH Ma'ruf di Pemilu 2019, bahkan elektabilitas semakin bagus.

"Pemerintah mengabdikan dirinya ke seluruh harapan rakyat dan dilakukan dengan baik oleh Pak Jokowi. Apa yang terjadi saat ini hal yang membuat kami semua prihatin, apalagi di kementerian agama. Kami percaya kebenaran akan selalu ditegakkan, keadilan yang menjadi dasar aspek pemberantasan korupsi," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto di Blitar, Rabu.

Ia mengatakan, Romahurmuziy atau yang akrab disapa Rommy memang tergabung dalam TKN. Pihaknya melihat Rommy bagian dari koalisi Indonesia kerja dengan PPP. Namun, ia sudah mengundurkan diri dan saat ini sudah diangkat pelaksana tugas Ketua Umum DPP PPP yakni Suharso Monoarfa, yang menempati posisi dewan pengarah di TKN menggantikan Rommy.

"Dengan demikian rasa prihatin dan solidaritas kami dengan persoalan tersebut harus diisi dengan kebangkitan seluruh kerja tim kampanye untuk bergerak bersama, karena waktu tidak lama lagi. Dan alhamdulillah survei menunjukkan elektabilitas Pak Jokowi dan KH Ma'ruf semakin jauh meninggalkan Pak Prabowo-Sandi," kata dia.

Ia juga mengakui jika elektabilitas terus bergerak. Pada 2014, terdapat selisih 5 persen antara Pak Jokowi dengan Pak Prabowo lalu dan selisih 13,6 sampai dengan sampai 26 persen. Menurut dia, hal itu bisa dipahami sebab semua lembaga survei juga terdapat margin eror.

"Di situ angka sudah semakin flat, sehingga dari kampanye yang panjang sudah memberikan dukungan maksimum, dan pergerakan 'swing voters' jika pola singkat tidak banyak pengaruhi," kata dia.

Hasto juga menambahkan, berbagai isu sensitif seperti isu agama didengungkan saat ini. Untuk itu, ke depan pihaknya sangat berharap melakukan rekonsiliasi, mengedepankan persatuan. Hal itu akan segera dilakukan jika nantinya Jokowi-Ma'ruf unggul di Pemilu 2019.

Sementara itu, terkait dengan kampanye terbuka, Hasto mengatakan bahwa kampanye terbuka adalah panggung rakyat. Jokowi juga hadir dalam seluruh aspek kehidupan rakyat, sehingga kampanye lebih menyampaikan bagaimana ke depan kerja Jokowi-Ma'ruf.