BEI terus ajak empat unicorn Indonesia melantai di bursa
20 Maret 2019 18:23 WIB
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna memberikan paparan saat diskusi dengan awak media di Gedung BEI, Jakarta, Rabu.(ANTARA/Citro Atmoko)
Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengajak empat "unicorn" atau perusahaan rintisan (startup) yang valuasinya mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp14,2 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS), untuk melantai di bursa.
"Unicorn sudah kami "approach". Kami telah berdiskusi dan terus menghubungi mereka," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat diskusi dengan awak media di Gedung BEI, Jakarta, Rabu.
Terdapat empat "unicorn" di Indonesia yaitu PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (GO-JEK) dengan valuasi mencapai 9,5 miliar dolar AS, PT Tokopedia sebesar 7 miliar dolar AS, PT Trinusa Travelindo (Traveloka) senilai 4,1 miliar dolar AS dan PT Bukalapak.com senilai 1,2 miliar dolar AS.
Nyoman menuturkan, hingga kini belum ada "unicorn" yang menyatakan akan menjadi perusahaan tercatat di bursa atau melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).
Kendati demikian, BEI sudah melakukan pertemuan dengan Tokopedia dan Bukalapak pada Februari 2016 lalu dan dengan GO-JEK pada awal Maret 2018 lalu.
BEI juga telah mengubah Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa untuk mengakomodasi keempat unicorn tersebut dapat melakukan IPO. Perubahan tersebut terkait perubahan penghitungan aset berwujud (tangible) menjadi tidak berwujud (intangible).
"Peraturan sudah keluar I-A. Saat ini kami menunggu dari mereka, jadi mereka perlu dapat "approval" dari pemegang saham," kata Nyoman.
Nyoman menambahkan, pihaknya tidak akan mendesak empat unicorn tersebut untuk menjadi perusahaan terbuka atau "go public" namun terus berusaha untuk mengakomodir dari sisi regulasi.
"Kami pada saat ini pada posisi setelah peraturan keluar, kami serahkan kepada mereka. Jadi jangan di-push, sehingga mereka bisa berpikir secara jernih menjadi perusahaan tercatat," ujar Nyoman. ***1***
(T.C005/ )
"Unicorn sudah kami "approach". Kami telah berdiskusi dan terus menghubungi mereka," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat diskusi dengan awak media di Gedung BEI, Jakarta, Rabu.
Terdapat empat "unicorn" di Indonesia yaitu PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (GO-JEK) dengan valuasi mencapai 9,5 miliar dolar AS, PT Tokopedia sebesar 7 miliar dolar AS, PT Trinusa Travelindo (Traveloka) senilai 4,1 miliar dolar AS dan PT Bukalapak.com senilai 1,2 miliar dolar AS.
Nyoman menuturkan, hingga kini belum ada "unicorn" yang menyatakan akan menjadi perusahaan tercatat di bursa atau melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).
Kendati demikian, BEI sudah melakukan pertemuan dengan Tokopedia dan Bukalapak pada Februari 2016 lalu dan dengan GO-JEK pada awal Maret 2018 lalu.
BEI juga telah mengubah Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa untuk mengakomodasi keempat unicorn tersebut dapat melakukan IPO. Perubahan tersebut terkait perubahan penghitungan aset berwujud (tangible) menjadi tidak berwujud (intangible).
"Peraturan sudah keluar I-A. Saat ini kami menunggu dari mereka, jadi mereka perlu dapat "approval" dari pemegang saham," kata Nyoman.
Nyoman menambahkan, pihaknya tidak akan mendesak empat unicorn tersebut untuk menjadi perusahaan terbuka atau "go public" namun terus berusaha untuk mengakomodir dari sisi regulasi.
"Kami pada saat ini pada posisi setelah peraturan keluar, kami serahkan kepada mereka. Jadi jangan di-push, sehingga mereka bisa berpikir secara jernih menjadi perusahaan tercatat," ujar Nyoman. ***1***
(T.C005/ )
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: