Ambon (ANTARA) - Seorang oknum pelaku yang menggunakan bom mobil nekat menerobos barikade aparat keamanan dan berhasil meledakkan diri di depan kantor KPU ketika sedang berlangsung rapat pleno penghitungan surat suara hasil pemilu mengakibatkan tiga orang tewas seketika.

Tim Penjinak bom (Jibom) dari Gegana Polda, Inafis, serta tim Dokkes yang turun ke tempat kejadian perkara juga mendeteksi bom berdaya ledak tinggi (high explosive) ini mengandung radiasi sehingga mereka melakukan sterilisasi dengan memasang bendera merah di area yang paling berbahaya.

Atraksi peledakan bom mobil di Ambon, Rabu itu dilakukan aparat kepolisian pada saat memperagakan simulasi sistem pengamanan kota (Sispamkota) sebagai bentuk kesiap-siagaan mereka dalam menghadapi pemilihan umum 17 April 2019.

Peledakan kantor KPU merupakan simulasi puncak kegiatan Sispamkota, namun berbagai atraksi pengamanan yang disaksikan Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumowa, Pangdam XVI/Pattimura dan pejabat militer lainnya ini dimulai dari proses kampanye, distribusi logistik pemilu, pencoblosan, hingga rapat pleno KPU di tingkat provinsi.

Saat berlangsung kampanye pasangan capres, sejumlah massa pendukung pasangan capres lain melakukan keributan sehingga polisi dengan sigap mengamankan lokasi kampanye, menyelamatkan pasangan capres dan meringkus sejumlah provokator setelah menurunkan pasukan Dalmas dan Brimob.

Kemudian saat dilakukan pendistribusian surat suara dari Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon) menuju Masohi (Malteng), dan dilanjutkan dengan pengangkutan kotak suara menuju KPU Maluku namun dibajak OTK di tengah laut.

Dalam simulasi ini, aparat gabungan dari Polair Polda Maluku berama TNI-AL melakukan pengejaran terhadap OTK yang menggunakan kapal khusus merampas kotak suara sehingga terjadi aksi saling tembak di tengah laut dan para pelaku berhasil dilumpuhkan.

Saat berlangsung pleno penghitungan suara di Kantor KPU, beredar rumor di media sosial kalau penyelenggara pemilu ini tidak netral karena membantu pemilih tunanetra untuk mencoblos, sehingga massa pendukung salah satu capres melakukan unjuk rasa anarkhis.

Aksi demo ini diwarnai kerusuhan dan penjarahan serta pembakaran fasilitas pemerintah sehingga Kapolres selaku komandan satuan anarkis anti triparta memerintahkan satuannya yang terdiri dari Polri bersama TNI membubarkan massa secara paksa dan melumpuhkan sejumlah provokator.

Meski pun massa sudah membubarkan diri, namun masih ada sekelompok OTK yang mengejar dan melakukan penculikan terhadap ketua KPU, sehingga Kapolda Maluku berkoordinas dengan Pangdam XVI/Pattimura untuk memerintahkan pasukan melakukan pengejaran.

Dalam aksi penyergapan, ketua KPU berhasil diselamatkan dan para pelaku penculikan berhasil dilumpuhkan.


Dinilai Mabes Polri

Simulasi Sispamkota oleh Polda Maluku bersama TNI-AD dan TNI-AL ini disaksikan tim dari Mabes Polri dipimpin Karo PID Divisi Humas Polri, Brigjen Pol JF Mirah.

"Kami menilai inilah kelebihan Polda Maluku karena mereka memperagakan bagaimana mengantisipasi kejadian di tengah laut, dan semua skenario hari ini sangat bagus sehingga bisa dilihat kesigapan dan saya rasa seluruh polda tidak akan seperti ini," ujarnya.

Semua personil juga diminta menjaga kesehatan dengan baik, tetap semangat, dan mudah-mudahan pelaksanaan pengamanan pemilu berjalan aman dan biarlah apa yang diperagakan ini tidak terjadi.

Menurut dia, kemungkinan nantinya pada saat pelaksanaan H-1 hingga H plus satu akan ada tim asistensi gabungan TNI dan Polri untuk melihat pengamanan pemilu di wilayah Polda Maluku dan tinggal satu bulan lagi tugas yang mulia ini sudah mulai dijalankan.

"Kita akan kembali ke Mabes membuat laporannya karena sudah harus dimasukan mengingat tinggal satu bulan lagi sudah dilakukan pengamanan pemilu," ujarnya.

Sementara Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhammad Roem Ohoirat mengatakan, untuk simulasi pengamanan sistem keamanan kota jelang pemilu 17 April 2019, melibatkan 673 personel gabungan TNI, Polri, dan juga pemerintah daerah.

"Kita melakukan kegiatan sispam kota hari ini bertujuan melatih kombatan di antara satuan-satuan yang ada dan dari latihan tadi, dapat disimpulkan bahwa TNI Polri dan aparat terkait di Maluku sudah siap mengamankan pemilu 2019," tegasnya.

Skenarionya mulai antisipasi dari hal terkecil sampai masalah yang paling terburuk, sehingga suatu saat nanti apabila terjadi hal yang mengganggu aparat kemanan sudah siap.

Hari ini para kapolres hadir dan ikut menyaksikan kemudian peragaan atau simulasi yang sama di seluruh kabupaten/kota juga akan dilakukan. ***2***