Surabaya (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani meminta masyarakat jangan jadi bermusuhan hanya karena berbeda pilihan dalam Pemilu Presiden yang akan diselenggarakan 17 April 2019.

Puan dalam pidatonya di acara Jambore Pandu Sekolah Model 2019 di Surabaya, Rabu mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara Indonesia.

“Bahwa kita adalah sedulur, bahwa kita adalah saudara, bahwa kita adalah rakyat Indonesia. Dan jangan pernah hanya karena pesta demokrasi lima tahunan yang harusnya membuat kita itu bergembira, berbangga akan mempunyai pemimpin-pemimpin yang akan datang kemudian membuat kita sepertinya bermusuhan,” kata dia.

Puan meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Surabaya yang menjadi lokasinya berpidato saat itu, tetap menjaga budaya gotong royong dan kebhinekaan masyarakatnya.

"Surabaya, Jawa Timur, harus selalu adem ayem dan guyub dengan gotong-royong,” kata dia.

Puan meminta masyarakat jangan terpengaruh pada kabar bohong atau hoaks yang menyesatkan dan cenderung fitnah.

Dia mencontohkan hoaks yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo yang akan meniadakan adzan, mengahpuskan pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah dan pesantren, atau melegalkan pernikahan sejenis.

“Kalau presidennya Pak Jokowi nantinya enggak boleh lagi ada adzan, percaya atau enggak? Orang sekarang presidennya Jokowi di mana-mana adzan kan?” kata Puan.

Puan meminta pencegahan penyebaran berita bohong atau paham-paham intoleran bisa dilakukan sejak kecil melalui berbagai pendidikan.