Dirut BEI yakini Pemilu 2019 tak banyak pengaruhi harga saham
20 Maret 2019 14:20 WIB
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi dan jajaran direksi BEI saat jumpa pers di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (20/3/2019). (ANTARA/Citro Atmoko)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi meyakini pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tak banyak memengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal.
"Dalam waktu dekat, kita ada pilpres. Pasti kita mereka-reka indeksnya bagaimana. Saya hanya ingin katakan, untuk tiga pemilu sebelumnya, korelasinya tidak terlalu terlihat. Jadi, harapannya untuk tahun ini korelasinya juga tidak terlalu banyak terhadap indeks kita," ujar Inarno saat diskusi dengan media di Gedung BEI, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, gelaran pemilu memang akan berdampak terhadap bursa saham domestik, namun tidak akan berpengaruh secara signifikan.
Selain pemilu, saat ini pihaknya masih menunggu laporan kinerja keuangan emiten sepanjang tahun lalu.
"Tantangan pada 2019, dari domestik, sekarang kita masih tunggu laporan kinerja keuangan emiten. Kita masih tunggu kira-kira pada 2018, kinerja keuangannya, apakah bagus atau tidak. Kalau kita lihat sih mudah-mudahan kinerjanya masih cukup baik," katanya.
Tantangan berikutnya, lanjut Inarno, produk-produk investasi di pasar modal saat ini masih relatif kurang. Oleh karena itu, pihaknya akan terus berupaya untuk memperbanyak produk-produk investasi.
"Produk-produk di pasar modal masih kurang. Kita akan tingkatkan atau perbanyak produk-produknya," ujarnya.
Inarno menambahkan, respon kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) terhadap kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) juga akan memengaruhi pasar saham.
"Terkait The Fed, kita sedang tunggu-tunggu apakah mereka akan tetap suku bunganya. Tapi, itu merupakan tantangan kita, kebijakan monter kita suku bunganya apakah tetap atau naik," katanya.
Selain itu, tantangan lainnya yang patut dicermati yaitu neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang masih defisit hingga saat ini serta kapasitas sumber daya manusia yang perlu terus ditingkatkan.
Dari sisi eksternal, Inarno menyebutkan sejumlah sentimen yang akan memengaruhi bursa saham Tanah Air antara lain kebijakan moneter The Fed dan bank sentral dunia lainnya, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta proyeksi perlambatan ekonomi global.
"Volatilitas harga minyak dan juga Brexit yang juga belum kunjung selesai. Ini tantangan eksternal yang berpengaruh ke domestik kita," ujarnya.
Baca juga: Analis: Tren IHSG menguat seiring ekspektasi ditahannya suku bunga The Fed
Baca juga: BEI targetkan transaksi harian saham Rp9 triliun pada tahun depan
"Dalam waktu dekat, kita ada pilpres. Pasti kita mereka-reka indeksnya bagaimana. Saya hanya ingin katakan, untuk tiga pemilu sebelumnya, korelasinya tidak terlalu terlihat. Jadi, harapannya untuk tahun ini korelasinya juga tidak terlalu banyak terhadap indeks kita," ujar Inarno saat diskusi dengan media di Gedung BEI, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, gelaran pemilu memang akan berdampak terhadap bursa saham domestik, namun tidak akan berpengaruh secara signifikan.
Selain pemilu, saat ini pihaknya masih menunggu laporan kinerja keuangan emiten sepanjang tahun lalu.
"Tantangan pada 2019, dari domestik, sekarang kita masih tunggu laporan kinerja keuangan emiten. Kita masih tunggu kira-kira pada 2018, kinerja keuangannya, apakah bagus atau tidak. Kalau kita lihat sih mudah-mudahan kinerjanya masih cukup baik," katanya.
Tantangan berikutnya, lanjut Inarno, produk-produk investasi di pasar modal saat ini masih relatif kurang. Oleh karena itu, pihaknya akan terus berupaya untuk memperbanyak produk-produk investasi.
"Produk-produk di pasar modal masih kurang. Kita akan tingkatkan atau perbanyak produk-produknya," ujarnya.
Inarno menambahkan, respon kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) terhadap kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) juga akan memengaruhi pasar saham.
"Terkait The Fed, kita sedang tunggu-tunggu apakah mereka akan tetap suku bunganya. Tapi, itu merupakan tantangan kita, kebijakan monter kita suku bunganya apakah tetap atau naik," katanya.
Selain itu, tantangan lainnya yang patut dicermati yaitu neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang masih defisit hingga saat ini serta kapasitas sumber daya manusia yang perlu terus ditingkatkan.
Dari sisi eksternal, Inarno menyebutkan sejumlah sentimen yang akan memengaruhi bursa saham Tanah Air antara lain kebijakan moneter The Fed dan bank sentral dunia lainnya, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta proyeksi perlambatan ekonomi global.
"Volatilitas harga minyak dan juga Brexit yang juga belum kunjung selesai. Ini tantangan eksternal yang berpengaruh ke domestik kita," ujarnya.
Baca juga: Analis: Tren IHSG menguat seiring ekspektasi ditahannya suku bunga The Fed
Baca juga: BEI targetkan transaksi harian saham Rp9 triliun pada tahun depan
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: