Liga Prancis
Ibu Adrien Rabiot sebut putranya jadi tahanan di Paris Saint-Germain
20 Maret 2019 10:46 WIB
Gelandang Paris Saint-Germain Adrien Rabiot merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Manchester City dalam laga pertama perempat final Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Prancis, Kamis (7/4/2016) dini hari WIB. (UEFA.com)
Jakarta (ANTARA) - Ibu sekaligus agen gelandang Paris Saint-Germain Adrien Rabiot merasa bahwa putranya menjadi seorang tahanan di klub Prancis tersebut.
Veronique Rabiot yakin bahwa perlakuan terhadap putranya terlalu keras dan bahwa anggota skuat lainnya menerima perlakuan lebih istimewa.
Kontrak pemain Prancis itu akan berakhir pada musim panas dan ia menegaskan bahwa dirinya ingin meninggalkan PSG. Klub Paris tersebut merespons dengan memaksanya berlatih bersama tim kedua dan bukan tim senior.
"Putra saya adalah tahanan di PSG," kata Veronique kepada L'Equipe yang dikutip Marca pada Rabu WIB (20/3).
Baca juga: Barcelona tarik penawarannya untuk transfer Adrien Rabiot
"Satu-satunya yang ia (Rabiot) inginkan adalah menyelesaikan masa kontraknya dan dihormati," tambah Veronique.
"Mereka mendendanya karena tidak terbang ke Qatar ketika neneknya meninggal dan ayahnya dalam keadaan kritis. Ia adalah seorang sandera."
Veronique mengisyaratkan bahwa Neymar Jr. tidak memiliki standar yang sama dengan klub. "Di PSG mereka mendenda pemain karena datang terlambat enam menit di pertemuan tim (yang terjadi pada Rabiot sebelum pertandingan melawan Marseille) dan lainnya, saat cedera diizinkan untuk melakukan perjalanan di seluruh dunia dan pergi ke karnaval," pungkasnya.
Veronique Rabiot yakin bahwa perlakuan terhadap putranya terlalu keras dan bahwa anggota skuat lainnya menerima perlakuan lebih istimewa.
Kontrak pemain Prancis itu akan berakhir pada musim panas dan ia menegaskan bahwa dirinya ingin meninggalkan PSG. Klub Paris tersebut merespons dengan memaksanya berlatih bersama tim kedua dan bukan tim senior.
"Putra saya adalah tahanan di PSG," kata Veronique kepada L'Equipe yang dikutip Marca pada Rabu WIB (20/3).
Baca juga: Barcelona tarik penawarannya untuk transfer Adrien Rabiot
"Satu-satunya yang ia (Rabiot) inginkan adalah menyelesaikan masa kontraknya dan dihormati," tambah Veronique.
"Mereka mendendanya karena tidak terbang ke Qatar ketika neneknya meninggal dan ayahnya dalam keadaan kritis. Ia adalah seorang sandera."
Veronique mengisyaratkan bahwa Neymar Jr. tidak memiliki standar yang sama dengan klub. "Di PSG mereka mendenda pemain karena datang terlambat enam menit di pertemuan tim (yang terjadi pada Rabiot sebelum pertandingan melawan Marseille) dan lainnya, saat cedera diizinkan untuk melakukan perjalanan di seluruh dunia dan pergi ke karnaval," pungkasnya.
Penerjemah: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: