Kota Tanjungpinang-Kepri alami krisis air, sebut PDAM
20 Maret 2019 05:42 WIB
Musim Kemarau Tanjungpinang Warga mengantre air bersih yang disuplai oleh PDAM di Tanjungpinang, Kepri, Selasa (18/2). Musim kemarau yang terjadi sejak pertengahan Januari hingga sekarang di Kepulauan Riau menyebabkan warga Tanjungpinang kesulitan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. (ANTARA FOTO/Henky Mohari)
Tanjungpinang (ANTARA) - Kota Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami krisis air akibat tidak terjadi hujan sejak beberapa bulan lalu, kata Pelaksana Harian Direktur PDAM Tirta Kepri, Budi Yadi.
"Air sumur sebagian warga Tanjungpinang sejak beberapa hari lalu juga sudah kering," katanya di Tanjungpinang, Selasa.
Budi mengatakan banyak warga sudah panik menghadapi kondisi seperti ini. Mereka berharap segera turun hujan.
"Kasihan warga yang kekurangan air. Mereka terpaksa membeli air bersih," katanya.
Sementara kondisi sumber air bersih yang dikelola PDAM Tirta Kepri juga terancam kering. Saat ini, PDAM Tirta Kepri hanya mengelola sumber air bersih dari Sei Pulai, Kabupaten Bintan setelah Waduk Gesek mengering. Waduk Gesek sejak pekan lalu sudah dicemari air laut.
Persoalan lain muncul, karena volume air di Sei Pulai setiap hari berkurang 4 cm.
"Saat ini volume air di Sei Pulai tinggal 2,3 meter, besok tinggal 2,26 meter," ujarnya.
Budi mengatakan akibat kondisi, PDAM Tirta Kepri terpaksa mengurangi distribusi air jika volume air Sei Pulai tinggal 2 cm. Saat ini, PDAM Tirta masih menyusun jadwal pendistribusian air, yang akan diberlakukan setelah volume Sei Pulai 2 cm.
"Pelanggan yang sumber air bersihnya dari Waduk Gesek sudah ditanggulangi air dari Sei Pulai, namun ini tidak akan bertahan lama kalau tidak terjadi hujan. Dari 4.800 pelanggan air dari Waduk Gesek, sekitar 4.200 pelanggan ditanggulangi dari Sei Pulai," katanya.
PDAM Tirta Kepri juga melayani kebutuhan air bagi warga yang membutuhkannya. Setiap hari petugas dari PDAM Tirta Kepri mengantar air ke perumahan warga.
"Air itu diberikan secara gratis kepada warga," katanya.
Baca juga: Air laut cemari Waduk Gesek Bintan Kepri
Baca juga: Hutan mangrove Tanjungpinang rusak akibat penimbunan
"Air sumur sebagian warga Tanjungpinang sejak beberapa hari lalu juga sudah kering," katanya di Tanjungpinang, Selasa.
Budi mengatakan banyak warga sudah panik menghadapi kondisi seperti ini. Mereka berharap segera turun hujan.
"Kasihan warga yang kekurangan air. Mereka terpaksa membeli air bersih," katanya.
Sementara kondisi sumber air bersih yang dikelola PDAM Tirta Kepri juga terancam kering. Saat ini, PDAM Tirta Kepri hanya mengelola sumber air bersih dari Sei Pulai, Kabupaten Bintan setelah Waduk Gesek mengering. Waduk Gesek sejak pekan lalu sudah dicemari air laut.
Persoalan lain muncul, karena volume air di Sei Pulai setiap hari berkurang 4 cm.
"Saat ini volume air di Sei Pulai tinggal 2,3 meter, besok tinggal 2,26 meter," ujarnya.
Budi mengatakan akibat kondisi, PDAM Tirta Kepri terpaksa mengurangi distribusi air jika volume air Sei Pulai tinggal 2 cm. Saat ini, PDAM Tirta masih menyusun jadwal pendistribusian air, yang akan diberlakukan setelah volume Sei Pulai 2 cm.
"Pelanggan yang sumber air bersihnya dari Waduk Gesek sudah ditanggulangi air dari Sei Pulai, namun ini tidak akan bertahan lama kalau tidak terjadi hujan. Dari 4.800 pelanggan air dari Waduk Gesek, sekitar 4.200 pelanggan ditanggulangi dari Sei Pulai," katanya.
PDAM Tirta Kepri juga melayani kebutuhan air bagi warga yang membutuhkannya. Setiap hari petugas dari PDAM Tirta Kepri mengantar air ke perumahan warga.
"Air itu diberikan secara gratis kepada warga," katanya.
Baca juga: Air laut cemari Waduk Gesek Bintan Kepri
Baca juga: Hutan mangrove Tanjungpinang rusak akibat penimbunan
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: