Jakarta (ANTARA) - Rangkaian partai final Indonesian Basketball League (IBL) Pertamax 2018/2019 antara Stapac Jakarta melawan Satria Muda Pertamina Jakarta diyakini bakal seru karena musim ini berlangsung sarat kejutan.
“Saya kira Stapac kalah, ternyata kenyataannya mengejutkan. Prediksi salah besar. Kali ini persaingannya lebih ketat, musim ini berbeda sekali karena yang biasa masuk semifinal malah enggak masuk,” kata Manajer Stapac, Irawan Haryono, dalam jumpa pers jelang rangkaian final di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya pada laga semifinal anak asuh Giedrius Zibenas, Stapac, mampu mengalahkan Pacific Caesar dengan skor 2-0 yang berlangsung di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, Jumat (8/3) hingga Minggu (10/3).
Sedangkan Satria Muda Pertamina yang merupakan anak didik Youbel Soundakh berhasil menyingkirkan NSH Jakarta dengan skor unggul 2-1 yang berlangsung dalam tiga gim setelah gim kedua skor keduanya seimbang.
Senada dengan Irawan “Kim Hong” Haryono, Direktur IBL Hasan Ghozali juga mengungkapkan bahwa musim ini merupakan musim yang di luar perkiraan sebelumnya.
“Tahun ini merupakan tahun yang susah diduga siapa yang menang. Tim kecil pun bisa menggigit tim di atasnya, enggak ada yang tahu,” katanya.
Menghadapi Satria Muda yang dikenal unggul karena menjadi pemenang IBL pada musim lalu, Stapac mengaku persiapan yang diperlukan lebih dari sekedar kesiapan fisik.
“Siapin mental yang bagus karena semua kan dari mental, yang kita hadapi juga jago. Ini juga enggak bisa bermain seperti biasa karena kami bermain dobel,” kata kapten Stapac, Oki Wira Sanjaya
Di sisi lain, Oki juga lebih memilih untuk konsentrasi pada persiapan secara maksimal daripada memikirkan prediksi kemenangan kompetisi yang akan berlangsung di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (21/3).
“Kurang suka tentang prediksi apalagi sampai diunggulin. Lebih ke persiapan diri saja karena musim ini kita ketemu sama rival yang posisinya harus dari 0-0 lagi,” katanya.
Selain itu Giedrius Zibenas, coach Stapac, memberi tanggapan tentang dirinya yang berhasil membawa tim Stapac melaju ke final lagi setelah terakhir masuk ke final pada 2015.
“Permainan basket tidak hanya mengenai satu pemain saja, ini semua tentang tim. Permainan ini bukan hanya tentang saya karena kita memiliki tim yang baik,” ujarnya.
Keberadaan tim yang lolos final pada musim ini juga memberikan daya tarik tersendiri dari segi penggemar olahraga basket tersebut.
“Musim ini tidak bisa ditebak karena bagus buat liga juga jadi ada warnanya lah. Memicu peminat penonton biar enggak cuma pemain itu itu saja yang dilihat,” tutup Hasan Gozali.
Rangkaian laga final akan berlangsung dalam format best of three atau tim pemenang dua laga pertama keluar sebagai juara. Dua hari setelah laga pertama di BritAma Arena, laga kedua akan diboyong ke GOR C'Tra Arena Bandung dan jika diperlukan laga ketiga digelar di lokasi yang sama pada Minggu (24/3).
Final IBL bakal cerminkan musim yang sarat kejutan
19 Maret 2019 20:58 WIB
Suasana konferensi pers jelang final IBL Pertamax 2018-2019 di Jakarta, Selasa (19/3/2019). (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
Pewarta: Bayu K/Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: