Di Belitung Timur-Babel, angka kematian ibu hamil meningkat
19 Maret 2019 16:11 WIB
Angka kematian ibu hamil di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Babel, menurut Dinkes meningkat, pemerintah daerah menggelar rapat koordinasi menyikapi persoalan tersebut, Selasa (19/3/2019) (FOTO ANTARA/HO-babel.antaranews.com/Ahmadi)
Manggar (ANTARA) - Angka kematian ibu hamil di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam dua tahun terakhir menunjukkan grafik peningkatan, kata pejabat berwenang.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung Timur, Yulhaidir di Manggar, Selasa, menjelaskan, pada 2017 angka kematian ibu berjumlah 17 orang dan pada 2018 meningkat menjadi 21 orang
"Kematian ibu hamil ini karena berbagai sebab, di antaranya mengalami penyakit hipertensi, kekurangan asupan gizi dan penyebab lainnya," katanya.
Untuk itu, katanya, diperlukan upaya penguatan pengendalian kematian ibu dan anak serta masalah status gizi pada kelompok rentan.
Ia mengatakan, pada 2019 pemerintah daerah berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi dengan melakukan penanganan kesehatan yang baik.
"Ini persoalan serius, angkanya tidak boleh naik bahkan sebaliknya daerah ini tidak ditemukan kasus kematian ibu dan anak," ujarnya.
Kematian ibu, katanya, disebabkan karena hipertensi selama kehamilan dan penyebab yang tidak diketahui. Kematian bayi disebabkan karena diare, pneumonia dan penyebab lainnya.
"Di samping permasalahan itu, ada juga permasalahan gizi masyarakat pada kelompok rentan, seperti gizi buruk pada bayi dan balita serta masalah gizi kronis pada ibu hamil," ujarnya.
Baca juga: pengobatan massal ibu hamil tekan angka kematian bayi
Baca juga: Angka kematian ibu naik drastis
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung Timur, Yulhaidir di Manggar, Selasa, menjelaskan, pada 2017 angka kematian ibu berjumlah 17 orang dan pada 2018 meningkat menjadi 21 orang
"Kematian ibu hamil ini karena berbagai sebab, di antaranya mengalami penyakit hipertensi, kekurangan asupan gizi dan penyebab lainnya," katanya.
Untuk itu, katanya, diperlukan upaya penguatan pengendalian kematian ibu dan anak serta masalah status gizi pada kelompok rentan.
Ia mengatakan, pada 2019 pemerintah daerah berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi dengan melakukan penanganan kesehatan yang baik.
"Ini persoalan serius, angkanya tidak boleh naik bahkan sebaliknya daerah ini tidak ditemukan kasus kematian ibu dan anak," ujarnya.
Kematian ibu, katanya, disebabkan karena hipertensi selama kehamilan dan penyebab yang tidak diketahui. Kematian bayi disebabkan karena diare, pneumonia dan penyebab lainnya.
"Di samping permasalahan itu, ada juga permasalahan gizi masyarakat pada kelompok rentan, seperti gizi buruk pada bayi dan balita serta masalah gizi kronis pada ibu hamil," ujarnya.
Baca juga: pengobatan massal ibu hamil tekan angka kematian bayi
Baca juga: Angka kematian ibu naik drastis
Pewarta: Ahmadi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: