Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat seiring tenangnya kondisi pasar.
Kurs rupiah menguat 16 poin menjadi Rp14.223 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.239 per dolar AS
"Kondisi pasar memang cenderung tenang. Setelah No Deal Brexit ditolak, pasar sudah mulai tenang karena berarti Inggris akan keluar dengan kesepakatan. Jadi sentimen global juga masih tenang," kata Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yashyi di Jakarta, Selasa.
Selain itu, Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) pada Rabu (20/3) besok diprediksi masih akan mempertahankan tingkat suku bunganya seiring belum meningkatnya pertumbuhan ekonomi AS.
"The Fed juga besok masih diperkirakan dovish soalnya data-data ekonomi Amerika memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Jadi kenaikan suku bunga kemungkinan tidak akan terjadi," ujar Dini.
Di sisi lain, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2019 juga memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan rupiah.
"Di saat pergerakan pasar global lagi tenang, kita indonesia punya katalis positif dari fundamental kita, terutama surplus "trade balance". Jadi rupiahnya masih bisa menguat," kata Dini.
Pada pukul 9.58 WIB, nilai tukar rupiah masih menguat lima poin menjadi Rp14.234 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.239 per dolar AS.
Baca juga: IHSG menguat di tengah sentimen yang variatif
Baca juga: Dolar stabil jelang pertemuan kebijakan suku bunga Bank Sentral AS
Baca juga: Harga emas merosot jelang pertemuan bank sentral AS
Baca juga: Harga minyak ditutup pada level tertinggi 4-bulan karena pemangkasan OPEC
Rupiah menguat seiring tenangnya kondisi pasar
19 Maret 2019 10:15 WIB
Karyawan menghitung mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: