TNI data rumah rusak pascagempa 5,4 SR
18 Maret 2019 19:20 WIB
Ilustrasi- Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kanan) didampingi Gubernur NTB Zulkieflimansyah (kanan) meninjau dampak gempa bumi di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (18/3/2019). Kunjungan Mensos tersebut dilakukan guna melihat langsung dampak gempa bumi Lombok serta memastikan korban gempa sudah mendapatkan bantuan. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/pras.
Mataram (ANTARA) - Personel TNI yang bertugas di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, kembali melakukan pendataan rumah yang rusak akibat terkena dampak gempa tektonik 5,4 skala richter pada Minggu (17/3) siang.
Komandan Korem 162/Wira Bhakti Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani di Senaru , Senin, mengatakan, pendataan rumah rusak akibat gempa yang pusatnya wilayah daratan Lombok Timur itu menjadi prioritas penaganan.
"Mengingat sekarang sedang musim hujan, rumah itu yang paling utama. Jadi pendataan ulang untuk rumah rusak akan segera dirampungkan agar semua proses rehabilitasi dan rekonstruksi cepat selesai," katanya.
Bencana gempa tektonik yang melanda Pulau Lombok dan sekitarnya pada Minggu (17/3) sore, pukul 15.07 WITA terdata jumlah bangunan rusak paling banyak ada di dekat pusat gempa, yakni di wilayah Lombok Timur.
Bangunan rusak berat di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 26 rumah dan 449 rumah untuk rusak sedang dan ringan.
Selain kerusakan bangunan bencana gempa juga memakan korban jiwa, tiga orang meninggal dunia di objek wisata Air Terjun Tiu Kelep, Senaru, Kabupaten Lombok Utara.
Dua di antaranya diketahui Warga Negara Asing asal Malaysia yang sedang berwisata bersama rombongan dari Jakarta. Korban dengan identitas perempuan itu bernama Lim Sai Wah dan Tai sieu kim.
Selain dua warga asing, terdata seorang anak yang berusia 14 Tahun asal Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara, Tomy Al-Bayani, menjadi korban bencana tanah longsor akibat gempa tersebut.
Komandan Korem 162/Wira Bhakti Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani di Senaru , Senin, mengatakan, pendataan rumah rusak akibat gempa yang pusatnya wilayah daratan Lombok Timur itu menjadi prioritas penaganan.
"Mengingat sekarang sedang musim hujan, rumah itu yang paling utama. Jadi pendataan ulang untuk rumah rusak akan segera dirampungkan agar semua proses rehabilitasi dan rekonstruksi cepat selesai," katanya.
Bencana gempa tektonik yang melanda Pulau Lombok dan sekitarnya pada Minggu (17/3) sore, pukul 15.07 WITA terdata jumlah bangunan rusak paling banyak ada di dekat pusat gempa, yakni di wilayah Lombok Timur.
Bangunan rusak berat di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 26 rumah dan 449 rumah untuk rusak sedang dan ringan.
Selain kerusakan bangunan bencana gempa juga memakan korban jiwa, tiga orang meninggal dunia di objek wisata Air Terjun Tiu Kelep, Senaru, Kabupaten Lombok Utara.
Dua di antaranya diketahui Warga Negara Asing asal Malaysia yang sedang berwisata bersama rombongan dari Jakarta. Korban dengan identitas perempuan itu bernama Lim Sai Wah dan Tai sieu kim.
Selain dua warga asing, terdata seorang anak yang berusia 14 Tahun asal Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara, Tomy Al-Bayani, menjadi korban bencana tanah longsor akibat gempa tersebut.
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
Tags: