Wisatawan diimbau tetap tenang respons gempa Lombok
18 Maret 2019 18:20 WIB
Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah S.E., M.Sc. memantau langsung ke lapangan akibat Gempa yang terjadi di Lombok Timur pada Minggu, 17 Maret 2019. (Istimewa)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak bertanggung jawab merespons bencana gempa tektonik di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti di Jakarta, Senin, mengatakan, pihaknya bersama pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait terus bersinergi dan berkoordinasi untuk menangani dampak gempa tektonik berkekuatan 5,4 skala Richter di sekitar 20 km arah Kota Selong, Lombok Timur.
"Kejadian gempa di Lombok mengakibatkan longsor di destinasi air terjun Tiu Kelep Senaru di Kabupaten Lombok Utara dan menyebabkan korban meninggal 3 orang dan 2 orang di antaranya wisman asal Malaysia yakni bernama Tai Siaw Kim dan Lim Sai Wah, serta 1 warga lokal di Senaru," kata Guntur.
Ia menegaskan, pemerintah telah memastikan akan menanggung seluruh biaya penanganan, pengobatan, dan pengurusan jenazah bagi wisatawan korban gempa tektonik di Lombok Timur, NTB, pada Minggu 17 Maret 2019.
Guntur yang juga Ketua Tim Tourism Crisis Center (TCC) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan upaya terbaik termasuk bersinergi melakukan evakuasi dan penyelamatan wisman Malaysia di dekat lokasi longsor akibat gempa yang jumlahnya sekitar 22 wisatawan.
Guntur juga memastikan bahwa penanganan dan pengobatan bagi korban luka disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi NTB.
"Bagi korban wisatawan yang meninggal, jenazah akan disiapkan kepulangannya oleh Pemerintah Provinsi NTB kepada keluarga mereka di Malaysia. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kejadian yang menimpa," katanya.
Guntur juga memastikan bahwa gempa tektonik yang terjadi di Lombok itu berdasarkan analisis BMKG disebabkan oleh penyesaran turun (normal fault) dan dilaporkan tidak berpotensi tsunami.
Pihaknya mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berdasarkan koordinasi pihaknya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB terpantau hingga saat ini belum ada dirasakan gempa susulan (aftershock), kondisi sudah mulai kondusif.
"Korban luka sudah di bawa ke rumah sakit dan puskesmas terdekat," kata Guntur.
Menurut laporan terbaru dari BPBD Kabupaten Lombok Utara, ada sekitar 36 wisatawan terdiri dari 22 wisatawan mancanegara asal Malaysia dan 14 warga lokal dievakuasi di Air Terjun Tiu Kelep Kabupaten Lombok Utara.
Air terjun yang selama ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan itu dilaporkan longsor akibat gempa tersebut.
Sebanyak 2 orang meninggal dunia berasal dari Malaysia akibat tertimpa material longsoran di lokasi tersebut.
Selain itu pada saat kejadian gempa ada sekitar 56 orang tim survei jalur pendakian Rinjani terdiri dari TNGR, BPBD NTB, Porter, Geopark, Orplas, PVMBG, TO, TNI, dan POLRI sebanyak 28 orang Jalur Senaru dan 28 orang Jalur Sembalun, saat ini kedua tim tersebut sudah berada di posisi yang aman.
***1***
T. H016
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti di Jakarta, Senin, mengatakan, pihaknya bersama pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait terus bersinergi dan berkoordinasi untuk menangani dampak gempa tektonik berkekuatan 5,4 skala Richter di sekitar 20 km arah Kota Selong, Lombok Timur.
"Kejadian gempa di Lombok mengakibatkan longsor di destinasi air terjun Tiu Kelep Senaru di Kabupaten Lombok Utara dan menyebabkan korban meninggal 3 orang dan 2 orang di antaranya wisman asal Malaysia yakni bernama Tai Siaw Kim dan Lim Sai Wah, serta 1 warga lokal di Senaru," kata Guntur.
Ia menegaskan, pemerintah telah memastikan akan menanggung seluruh biaya penanganan, pengobatan, dan pengurusan jenazah bagi wisatawan korban gempa tektonik di Lombok Timur, NTB, pada Minggu 17 Maret 2019.
Guntur yang juga Ketua Tim Tourism Crisis Center (TCC) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan upaya terbaik termasuk bersinergi melakukan evakuasi dan penyelamatan wisman Malaysia di dekat lokasi longsor akibat gempa yang jumlahnya sekitar 22 wisatawan.
Guntur juga memastikan bahwa penanganan dan pengobatan bagi korban luka disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi NTB.
"Bagi korban wisatawan yang meninggal, jenazah akan disiapkan kepulangannya oleh Pemerintah Provinsi NTB kepada keluarga mereka di Malaysia. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kejadian yang menimpa," katanya.
Guntur juga memastikan bahwa gempa tektonik yang terjadi di Lombok itu berdasarkan analisis BMKG disebabkan oleh penyesaran turun (normal fault) dan dilaporkan tidak berpotensi tsunami.
Pihaknya mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berdasarkan koordinasi pihaknya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB terpantau hingga saat ini belum ada dirasakan gempa susulan (aftershock), kondisi sudah mulai kondusif.
"Korban luka sudah di bawa ke rumah sakit dan puskesmas terdekat," kata Guntur.
Menurut laporan terbaru dari BPBD Kabupaten Lombok Utara, ada sekitar 36 wisatawan terdiri dari 22 wisatawan mancanegara asal Malaysia dan 14 warga lokal dievakuasi di Air Terjun Tiu Kelep Kabupaten Lombok Utara.
Air terjun yang selama ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan itu dilaporkan longsor akibat gempa tersebut.
Sebanyak 2 orang meninggal dunia berasal dari Malaysia akibat tertimpa material longsoran di lokasi tersebut.
Selain itu pada saat kejadian gempa ada sekitar 56 orang tim survei jalur pendakian Rinjani terdiri dari TNGR, BPBD NTB, Porter, Geopark, Orplas, PVMBG, TO, TNI, dan POLRI sebanyak 28 orang Jalur Senaru dan 28 orang Jalur Sembalun, saat ini kedua tim tersebut sudah berada di posisi yang aman.
***1***
T. H016
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: