Semarang (ANTARA) - Dosen Etnografi Dunia Maya pada Program Studi S-2 Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Dr. Pratama Persadha menilai positif program 3.500 startup, asalkan pemerintah agak mengarahkan mereka, misalnya membuat media sosial (medsos) lokal.

"Meski pemerintahan sekarang belum mencapai target 1.000 startup (perusahaan rintisan), minimal niatnya sudah bagus," kata pakar keamanan siber Pratama Persadha menjawab pertanyaan ANTARA di Semarang, Senin.

Pratama Persadha mengemukakan hal itu ketika merespons pernyataan K.H. Ma'ruf Amin pada debat antarcalon wakil presiden di Jakarta, Minggu (17/3) malam.

Dalam debat tersebut, Calon Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyebutkan 1.000 startup tumbuh di Indonesia. Jika pasangan Jokowi-Ma'ruf terpilih, pada tahun 2024 ditargetkan 3.500 startup.

Jika memenangi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI, 17 April mendatang, pihaknya akan mendorong unicorn menjadi decacorn (startup dengan nilai valuasi di atas 10 miliar dolar AS atau setara Rp140 triliun).

Lebih lanjut Pratama yang juga Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (Communication and Information System Security Research Center/CISSReC) mengatakan bahwa perusahaan startup memiliki status unicorn jika sudah memiliki valuasi1 miliar dolar AS atau lebih.

Sebelumnya, Pratama mengatakan bahwa peluang pertumbuhan ekonomi lewat stratup terbuka lebar. Namun, bukan tanpa tantangan dan ancaman.