Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat tiga kali guguran lava pijar meluncur dari Gunung Merapi ke arah hulu Kali Gendol, Senin.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui laporan periodik pengamatan mulai pukul 00:00-06:00 WIB di Yogyakarta menyebutkan guguran lava pijar yang teramati dari CCTV sebanyak tiga kali ke arah Kali Gendol tersebut memiliki jarak luncur maksimum 900 meter.

Pada periode pengamatan itu, menurut dia, juga tercatat sejumlah aktivitas kegempaan di gunung api itu, di antaranya gempa guguran sebanyak 26 kali dengan amplitudo 2-55 mm selama 14.5-92.9 detik, sekali gempa hembusan dengan amplitudo 5 mm, selama 19.8 detik, sekali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 80 mm selama 28.7 detik, dan dua kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 3-12 mm selama 34.8-37.8 detik.

Secara visual asap kawah di gunung itu tidak teramati. Suhu udara 18-29.5 derajat celsius dengan kelembaban udara 65-92 persen, dan tekanan udara 854.6-944.7 mmHg.

Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas guguran dengan jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.*


Baca juga: Aktivitas Merapi tidak terpantau karena kabut

Baca juga: Awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi Minggu pagi