Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung M Ridho Ficardo memaparkan berbagai hasil pembangunan provinsi serta pembangunan strategis nasional di daerah setempat, pada HUT Ke-55 Provinsi Lampung, di antaranya ia merasa bangga Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung tertinggi se-Sumatera.

Gubernur Ridho pada Rapat Paripurna Istimewa DPRD Lampung, dalam rangka memperingati HUT Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Senin, mengatakan pembangunan tersebut di antaranya infrastruktur jalan, perpustakaan modern, observatorium terbesar se-Asia tenggara.

Kemudian, dermaga eksekutif, Jalan Tol Trans Sumatera, Bandara Internasional Radin Inten II, Bandara Gatot Subroto, Bandara Taufiq Kiemas, dan sebagainya.

Begitu pula dengan pembangunan di bidang pertanian, yang menurut Gubernur Ridho menjadi salah satu pembangunan stategis di Provinsi Lampung.

"Dengan pembangunan saluran irigasi yang baik, Provinsi Lampung berhasil menduduki peringkat empat surpus beras nasional. Begitu juga dengan jagung, dan peternakan," katanya.

Bahkan, lanjutnya, Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung terus meningkat setiap tahun dan merupakan tertinggi se-Sumatera. Gubernur Ridho menilai kenaikan NTP tersebut merupakan prestasi seluruh jajaran pertanian, terutama petani Lampung.

Namun, dari berbagai deretan kemajuan yang berhasil diraih oleh Pemerintah Provinsi Lampung, Ridho menekankan untuk lebih memfokuskan pembangunan pada sektor pendidikan. Menurutnya, hakikat dari pembangunan adalah dengan membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Oleh karenanya berbagai pembangunan di sektor pendidikan menjadi salah satu prioritas pembangunan Pemprov Lampung. Di antaranya adalah dengan memperbesar kapasitas berbagai perguruan tinggi untuk menampung lebih banyak anak-anak Lampung berprestasi, melalui hibah tanah kepada perguruan-perguruan tinggi di Lampung, baik negeri maupun swasta.

"Hakikat dari pembangunan Indonesia adalah membangun manusia indonesia seutuhnya. Jadi fokusnya adalah di pendidikan. Saya tidak ingin ketika pembangunan di Lampung sudah semakin pesat, konektivitas dengan dunia internasional semakin lebar, tapi justru memakan anak-anak kita sendiri. Saya mau anak-anak kita, yang meneruskan tongkat pembangunan di Lampung, bukan orang lain," tegasnya.