Gubernur Riau ingatkan agar Jembatan Siak IV tidak jadi lokasi pacaran
18 Maret 2019 14:56 WIB
Gubernur Riau Syamsuar (tengah) melakukan pengecekan akhir di Jembatan Siak IV pada hari pertama pengoperasian jembatan itu di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (18/3/2019). Jembatan Siak IV sepanjang 800 meter ini akhirnya rampung dan bisa digunakan masyarakat, setelah 10 tahun proses pembangungannya yang sempat dihentikan dengan total biaya Rp483,68 miliar. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Syamsuar meminta ada pengawasan di Jembatan Siak IV, yang baru dioperasikan di Kota Pekanbaru, agar tidak terjadi kemacetan akibat infrastruktur itu digunakan anak muda sebagai lokasi pacaran atau mejeng.
"Tolong perhatikan anak-anak. Biasanya kalau ada jembatan begini, mejeng banyak di sini nih,” kata Syamsuar pada pengecekan akhir di hari pengoperasian Jembatan Siak IV, Pekanbaru, Riau,Senin.
Ia meminta masyarakat bisa memanfaatkan jembatan sesuai fungsi dan kemampuan bangunan itu. Sebabnya, di jalan layang (fly over) Simpang SKA yang baru diresmikan bulan Februari 2019, setiap malam ada saja warga khususnya pemuda-pemudi yang berpasangan parkir kendaraan di atas jalan. Hal ini dinilai membahayakan pengendara lainnya, dan kerap mengakibatkan kemacetan lalu lintas.
Syamsuar juga meminta agar jangan sampai ada warga yang berdagang di atas Jembatan Siak IV dan kendaraan bermotor yang parkir harus ditertibkan.
“Boleh saja mobil berhenti sedikit-sedikit, tapi jangan parkir. Nanti sebanyak-banyaknya mobil parkir jadinya macet,” katanya.
Sekitar pukul 11.30 WIB, masyarakat akhirnya bisa menggunakan jembatan itu dengan kendaraan bermotor. Pembukaan jembatan itu dilakukan setelah Pemprov Riau menerima surat dari Menteri Pekerjaan Umum (PU), dan sertifikat kelayakan jembatan.
Syamsuar berharap seluruh masyarakat bisa memanfaatkan jembatan tersebut sesuai kapasitas dan mau menjaganya bersama.
“Jadi ya saya harap masyarakat sayang pada jembatan ini, dan harapan kami juga ada kontrol juga. Kadang jembatan kurang dikontrol, bautnya diambil orang juga,” katanya.
Jembatan Siak IV sebenarnya sudah diresmikan pada bulan Februari 2019, di akhir masa jabatan Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim. Saat diresmikan, Jembatan Siak IV diberi nama Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah atau bisa juga disebut Jembatan Marhum Bukit. Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah merupakan Sultan ke-4 Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang bergelar Marhum Bukit.
Namun saat peresmian jembatan tersebut belum mengantongi sertifikat kelayakan dari Menteri PU sehingga tidak bisa langsung dibuka untuk umum.
Pembangunan Jembatan Siak IV telah dimulai sekitar 10 tahun lalu, yakni dari tahun 2009 dengan program tahun jamak (multi-years). Total dana pembangunan jembatan tersebut mencapai sekitar Rp483,68 miliar.
Jembatan Siak IV memiliki total panjang jembatan 800 meter, dengan konstruksi Steel Deck Girder yang memiliki 14 titik kabel di bagian hulu dan hilir. Tinggi pylon jembatan 75 meter dengan jenis konstruksi beton.
Tujuan dari pembangunan Jembatan Siak IV adalah untuk mengimbangi pesatnya perkembangan Kota Pekanbaru wilayah utara, di mana Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan jalan protokol, terhalang oleh aliran sungai Siak, sehingga perlu jalan penghubung wilayah Pekanbaru Kota dengan wilayah Pekanbaru Utara.
Baca juga: Gubernur Riau: Jembatan Siak IV sudah dibuka untuk umum
"Tolong perhatikan anak-anak. Biasanya kalau ada jembatan begini, mejeng banyak di sini nih,” kata Syamsuar pada pengecekan akhir di hari pengoperasian Jembatan Siak IV, Pekanbaru, Riau,Senin.
Ia meminta masyarakat bisa memanfaatkan jembatan sesuai fungsi dan kemampuan bangunan itu. Sebabnya, di jalan layang (fly over) Simpang SKA yang baru diresmikan bulan Februari 2019, setiap malam ada saja warga khususnya pemuda-pemudi yang berpasangan parkir kendaraan di atas jalan. Hal ini dinilai membahayakan pengendara lainnya, dan kerap mengakibatkan kemacetan lalu lintas.
Syamsuar juga meminta agar jangan sampai ada warga yang berdagang di atas Jembatan Siak IV dan kendaraan bermotor yang parkir harus ditertibkan.
“Boleh saja mobil berhenti sedikit-sedikit, tapi jangan parkir. Nanti sebanyak-banyaknya mobil parkir jadinya macet,” katanya.
Sekitar pukul 11.30 WIB, masyarakat akhirnya bisa menggunakan jembatan itu dengan kendaraan bermotor. Pembukaan jembatan itu dilakukan setelah Pemprov Riau menerima surat dari Menteri Pekerjaan Umum (PU), dan sertifikat kelayakan jembatan.
Syamsuar berharap seluruh masyarakat bisa memanfaatkan jembatan tersebut sesuai kapasitas dan mau menjaganya bersama.
“Jadi ya saya harap masyarakat sayang pada jembatan ini, dan harapan kami juga ada kontrol juga. Kadang jembatan kurang dikontrol, bautnya diambil orang juga,” katanya.
Jembatan Siak IV sebenarnya sudah diresmikan pada bulan Februari 2019, di akhir masa jabatan Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim. Saat diresmikan, Jembatan Siak IV diberi nama Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah atau bisa juga disebut Jembatan Marhum Bukit. Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah merupakan Sultan ke-4 Kerajaan Siak Sri Indrapura, yang bergelar Marhum Bukit.
Namun saat peresmian jembatan tersebut belum mengantongi sertifikat kelayakan dari Menteri PU sehingga tidak bisa langsung dibuka untuk umum.
Pembangunan Jembatan Siak IV telah dimulai sekitar 10 tahun lalu, yakni dari tahun 2009 dengan program tahun jamak (multi-years). Total dana pembangunan jembatan tersebut mencapai sekitar Rp483,68 miliar.
Jembatan Siak IV memiliki total panjang jembatan 800 meter, dengan konstruksi Steel Deck Girder yang memiliki 14 titik kabel di bagian hulu dan hilir. Tinggi pylon jembatan 75 meter dengan jenis konstruksi beton.
Tujuan dari pembangunan Jembatan Siak IV adalah untuk mengimbangi pesatnya perkembangan Kota Pekanbaru wilayah utara, di mana Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan jalan protokol, terhalang oleh aliran sungai Siak, sehingga perlu jalan penghubung wilayah Pekanbaru Kota dengan wilayah Pekanbaru Utara.
Baca juga: Gubernur Riau: Jembatan Siak IV sudah dibuka untuk umum
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: