Kupang (ANTARA) - Sebanyak 34 orang warga masih menjalani perawatan inap di rumah sakit pemerintah dan swasta di Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur akibat terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Sampai sekarang ada 34 pasien terserang DBD yang masih diopname di rumah sakit pemerintah maupun swasta di Sumba Timur," kata Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Senin.

Ia menjelaskan, sepanjang Januari - Maret 2019, jumlah kasus DBD yang menyerang masyarakat di daerahnya lebih dari 600 orang.

Kasus DBD di Sumba Timur, lanjutnya, sebagian besar menimpah kalangan anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun dan hingga kini masih berstatus kejadian luar biasa (KLB)

"Sementara itu untuk jumlah korban yang meninggal sampai saat ini sudah sekitar 16 orang," katanya.

Gidion mengatakan, pemerintahannya telah melakukan berbagai upaya penanganan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini dengan fokus utama pada pembersihan lingkungan warga.

Pemerintah setempat juga melakukan pengasapan (fogging) namun menurutnya tidak terlalu berdampak pada jentik-jentik nyamuk penyebab DBD yang ada.

"Fogging lebih pada membasmi nyamuk yang terbang karena itu sampai sekarang semua desa/kelurahan kami fokus lakukan pembersihan lingkungan," katanya.

Ia mengatakan, selain menanggung biaya perawatan pasien, pemerintah juga telah menyalurkan obat-obatan seperti abate secara gratis untuk digunakan di rumah-rumah warga.

Gidion menambahkan, terhadap puluhan pasien yang masih menjalani opname di rumah sakit setempat akan dirawat secara intensif hingga betul-betul sembuh.

"Setelah mereka dinyatakan sembuh total baru bisa dipulangkan untuk memastikan agar tidak menular ke orang-orang di lingkungan sekitar," katanya.