Jakarta (ANTARA) - Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto menilai visi dan misi yang dipaparkan Kiai Haji Ma'ruf Amin dalam debat cawapres terbukti menyatu dengan program-program yang realistis dan telah dijalankan oleh Jokowi-JK saat ini.

"Berbeda dengan Sandiaga Uno. Cawapres 02 lebih menampilkan gagasan pribadi dengan program usang yang telah gagal diterapkan di DKI Jakarta, yakni OK-OC," kata Hasto dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu.

Dalam debat Cawapres, Hasto menilai penampilan Ma'ruf Amin membuat kagum seluruh penonton yang hadir dalam debat cawapres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu malam.

Menurut dia, pidato K.H. Ma'ruf Amin dalam debat cawapres telah mengubah pandangan orang yang sebelumnya diragukan kemampuannya.

"Kiai Haji Ma'ruf Amin sangat berdisiplin. Empat menit visi dan misi penuh gagasan membumi, menjawab persoalan rakyat melalui Kartu Sembako Murah, KIP Kuliah, dan Kartu Pra Kerja," ujar Hasto.

Hasto yang juga menjabat sebagai Sekjen PDIP ini mengingatkan kepada semua masyarakat bahwa Indonesia tidak boleh memiliki wakil presiden yang visi dan misinya tidak seirama dengan visi dan misi presiden.

"Konsistensi K.H. Ma'ruf Amin yang menjabarkan program Jokowi telah memberikan sentuhan islami yang sangat pas ditampilkan. Semua pemimpin punya tugas menciptakan kemaslahatan bangsa dan melindungi umat, sementara Sandi lebih artificial yang dibungkus oleh pakaian mahal," tegas Hasto.

Terkait dengan ide Sandiaga untuk menjual program OK-OC, Hasto menilai program tersebut adalah program usang yang tidak mengalami perubahan signifikan.

Kritikan Sandiaga kepada BPJS, Hasto menilai tidak ada solusi berarti dari mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

"Data menunjukkan, dari target OK-OC sebanyak 40.000 per tahun, yang mendaftar hanya 1.000 atau 2.5 persen dan hanya 150 orang yang dapat modal. Ini adalah cerminan gagalnya program OK-OC yang ditawarkan Sandiaga," kata Hasto. ***2***