Mataram data dampak gempa 5,8 SR
17 Maret 2019 18:56 WIB
Sejumlah warga sedang mengevakuasi wisatawan yang terjebak di air terjun Tiu Kelep, Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 40 wisatawan yang didominasi asal Malaysia terjebak pasca gempa tektonik 5,8 Skala Richter (SR) pada Minggu (17/3) sore. (Foto/HO/Iwan, Relawan Gerakan Membersihkan Masjid)
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, menurunkan tim dari organisasi perangkat daerah terkait, untuk mendata dampak gempa bumi tektonik berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR), pukul 14.07 WIB atau 15.07 Wita, yang melanda Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (17/3).
"Saya sudah menginstruksikan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk melakukan cek lapangan terhadap dampak gempa bumi," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Minggu.
Dari laporan sementara, katanya, hingga saat ini korban akibat gempa tektonik itu baik yang luka-luka, rumah rusak maupun korban meninggal dunia belum ada masuk.
"Semoga ini pertanda positif, artinya tidak ada dampak atas gempa yang melanda kota ini sore tadi," ujarnya.
Kendati demikian, Martawang, mengimbau kepada semua masyarakat agar tetap waspada dan mencermati perkembangan yang ada, mengingat kemungkinan adanya potensi gempa susulan.
"Mari kita sama-sama berdoa semoga kita terindar dari berbagai musibah dan memohon perlindungan kepadaNya," katanya mengajak.
Sementara berdasarkan hasil pantauan wartawan di lapangan menyebutkan, gempa bumi dengan kekuatan 5,8 SR tersebut, membuat masyarakat di Kota Mataram lari berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Spontan jalur di pinggir Kali Jangkuk dan sejumlah ruas jalan lingkungan di Mataram yang tadinya sepi ramai oleh warga yang mencari lahan yang dianggap aman dari bangunan rumah warga.
"Baru kita merasa aman dari gempa, tiba-tiba gempa lagi dan ini membuat kita trauma kembali," kata Haeniah salah seorang warga Dasan Agung Pejeruk.*
Baca juga: Saat guncangan gempa ada 72 tim survei berada di Gunung Rinjani
Baca juga: Evakuasi korban meninggal air terjun Tiu Kelep perlu dongkrak batu
"Saya sudah menginstruksikan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk melakukan cek lapangan terhadap dampak gempa bumi," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Minggu.
Dari laporan sementara, katanya, hingga saat ini korban akibat gempa tektonik itu baik yang luka-luka, rumah rusak maupun korban meninggal dunia belum ada masuk.
"Semoga ini pertanda positif, artinya tidak ada dampak atas gempa yang melanda kota ini sore tadi," ujarnya.
Kendati demikian, Martawang, mengimbau kepada semua masyarakat agar tetap waspada dan mencermati perkembangan yang ada, mengingat kemungkinan adanya potensi gempa susulan.
"Mari kita sama-sama berdoa semoga kita terindar dari berbagai musibah dan memohon perlindungan kepadaNya," katanya mengajak.
Sementara berdasarkan hasil pantauan wartawan di lapangan menyebutkan, gempa bumi dengan kekuatan 5,8 SR tersebut, membuat masyarakat di Kota Mataram lari berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Spontan jalur di pinggir Kali Jangkuk dan sejumlah ruas jalan lingkungan di Mataram yang tadinya sepi ramai oleh warga yang mencari lahan yang dianggap aman dari bangunan rumah warga.
"Baru kita merasa aman dari gempa, tiba-tiba gempa lagi dan ini membuat kita trauma kembali," kata Haeniah salah seorang warga Dasan Agung Pejeruk.*
Baca juga: Saat guncangan gempa ada 72 tim survei berada di Gunung Rinjani
Baca juga: Evakuasi korban meninggal air terjun Tiu Kelep perlu dongkrak batu
Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: