Jayapura (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Pol Martuani Sormin mengatakan banjir bandang yang menyebabkan sekitar 64 warga meninggal di Kabupaten Jayapura diduga akibat pembalakan liar yang terjadi di kawasan Pegunungan Cykloop.
"Bahkan, akibat pepohonan sudah ditebang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab menyebabkan berbagai material, seperti bebatuan dan batang kayu serta lumpur, ikut terseret," kata dia di Jayapura, Minggu.
Banjir bandang yang terjadi Sabtu (16/3) malam itu, disebabkan pepohonan di kawasan Cykloop sudah berkurang sehingga saat hujan deras mengguyur kawasan itu dapat menyebabkan banjir.
Dia mengatakan bahwa Gunung Cycloop merupakan kawasan hutan lindung yang seharusnya dijaga kelestariannya dan bukan sebaliknya ditebangi pepohonannya.
Oleh karena hutan lindung yang tidak dijaga kelestariannya, saat curah hujan tinggi menjadi penyebab banjir bandang yang bahkan mengakibatkan jatuhnya korban, termasuk harga benda.
“Ke depan diharapkan tidak lagi terjadi pembalakan karena dampak yang ditimbulkan dapat menyebabkan korban jiwa dan harta benda,” kata Irjen Pol Sormin.
Banjir bandang yang terjadi Sabtu (16/3) malam itu, menyebabkan 64 orang meninggal dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Tercatat sembilan distrik di Kabupaten Sentani terkena banjir.
Kapolda Papua: Banjir bandang diduga akibat pembalakan liar
17 Maret 2019 18:31 WIB
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin memantau pencarian korban banjir bandang di Sentani, Minggu (17/3). (Foto: Dok. Humas Polda Papua)
Pewarta: Evarukdijati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: