Toraja Utara (ANTARA) - Relawan Demokrasi (Relasi) KPU Toraja Utara (Torut) menjadikan lokasi objek wisata Kolam Limbong, sebagai salah satu tempat untuk mensosialisasikan kepada warga setempat tata cara mengikuti Pemilu serentak pada 17 April 2019.

"Masyarakat sangat antusias dengan kegiatan seperti ini. Pemilu kali ini unik dan baru pertama kali digabungkan sehingga perlu disosialisasikan," ujar Koordinator tim Relasi KPU Torut basis Komunitas Adat dan Budaya, Bastian Sarapa di lokasi setempat, Sabtu.

Sejauh ini pihaknya terus melakukan sosialisasi ke tempat-tempat keramaian termasuk di pesta perkawinan, kematian dan acara adat lainnya untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang Pemilu.

"Tujuan sosialisasi tidak lepas dari peran KPU Toraja Utara memberikan ruang kepada Relasi untuk memberikan pemahaman serta mengajak masyarakat berpartisipasi aktif mensukseskan Pemilu," ujarnya.

Menurutnya, partisipasi pemilih Toraja Utara pada Pemilu dan Pilkada yang lalu hanya mencapai 76 persen, sehingga KPU melakukan upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih dengan merekrut tim Relasi untuk membantu kerja-kerja KPU dalam hal sosialisasi kepada pemilih untuk menyalurkan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara atau TPS.

"Harapan kami semoga dengan masifnya sosialisasi terutama di Toraja Utara masyarakat akan paham, tahu tentang fungsi dan makna berpolitik. Masyarakat perlu diberikan pendidikan politik karena mereka sebagai pemilik suara yang berdaulat," ujarnya usai sosialisasi.

Sementara Komisioner KPU Torut, Divisi Partisipasi Masyarakat dan SDM, Anshar Tangkesalu pada kesempatan itu mendampingi Relasi mengatakan, masih ada waktu 34 hari untuk menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat di kabupaten setempat.

"Kita mensosialisasikan jenis-jenis warna surat suara, sebab ada lima surat suara yang nanti dicoblos pemilih, inilah yang disampaikan kepada masyarakat melalui kerja-kerja Relasi," paparnya.

Dengan hadirnya Relasi sangat membantu KPUD memberikan pemahaman serta meminimalisir terjadinya kesalahan-kesalahan pemilih saat menyalurkan hak pilihnya di TPS pada hari pencoblosan.

Selain itu, tidak hanya lima warna surat suara dijelaskan, juga disampaikan pengenalan Daerah Pemilihan (Dapil), terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) serta bagi pilih yang ingin memilih di daerah lain, juga disampaikan tata caranya.

"Karena hari Sabtu biasanya emak-emak kumpul maka kita manfaatkan waktunya. Kita sampaikan tata caranya agar mereka paham. Ini juga mengurangi resiko batalnya pencoblosan, kita minimalkan tidk ada keliru mencoblos," ungkap dia.

Melalui kegiatan itu, tambah Anshar disosialisasikan tentang apa itu berita atau informasi bohong, (hoax) politik hitam, politik uang sampai pada isu Isu menawarkan Suku Agama Ras dan Antar golongan (SARA).

Salah seorang warga setempat, Sanda Tunde menuturkan kegiatan seperti itu sangat bermanfaat bagi warga, sebab selama ini tidak semua masyarakat paham tentang pemilu termasuk tata caranya.

"Kami sudah tahu sekarang setelah dijelaskan dan kami juga diajarkan cara memilih termasuk warna kertas suara. Tapi kami masih bingung karena surat suara untuk DPR, DPRD provinsi dan kabupaten kota tidak ada gambarnya, hanya nama beda dengan Presiden dan DPD. Tapi sudah disampaikan ingat saja nama yang mau dipilih dan dapilnya," tutur dia.