Produksi kilang Plaju capai 103,4 persen
16 Maret 2019 08:36 WIB
Foto udara Kilang PT Pertamina (persero) Refinery Unit (RU) III Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (24/10/2018). Salah satu pencapaian empat tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di bidang minyak dan gas yaitu Revitalisasi lima Kilang Minyak Eksisting (RDMP) diantaranya kilang minyak Cilacap, Balongan, Dumai, Balikpapan dan Plaju. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Refinery Unit III (RU III) membukukan operasional 2018 dengan total produksi bahan bakar minyak RU III mencapai 103,4 persen dibanding 2017 yakni meningkat dari 35,2 juta barel/Tthun menjadi 36,3 juta barrel/tahun.
General Manager RU III, Yosua I. M Nababan dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa kinerja 2018 meningkat cukup signifikan didukung oleh optimasi inovasi rekayasa recovery waste oil yakni metode upgrading unvaluable produk menjadi valuable produk .
"Patut disyukuri, di tengah kondisi minyak dunia yang penuh ketidakpastian (VUCA) , RU III mampu meningkatkan produksi dibandingkan 2017. Penyumbang terbesar peningkatan produksi tersebut dipengaruhi dengan pemanfaatan waste oil menjadi produk bernilai khususnya migas dengan kualitas yang prima", ujar Yosua.
Rekayasa recovery waste oil merupakan salah satu program terobosan dalam menjaga security of supply BBM area Sumbagsel dan diklaim mampu memberikan peningkatan margin RU III sebesar Rp 128,3 Miliar/Tahun.
“Tidak hanya peningkatan volume produksi minyak, kilang petrochemical kami yang memproduksi biji plastik produksinya mencapai di atas target sebesar 45.200 Ton/Tahun setara dengan 102 persen on target 2018. Guna menjaga kehandalan unit petrochemical berbagai upaya tetap dijalankan seperti dengan kegiatan maintenance rutin," terang Yosua.
Prestasi lainnya di penghujung 2018 Kilang Plaju menjadi pilot project Green Refinery yakni pengolahan minyak sawit menjadi bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan. Uji coba skeme co-processing dengan injeksi RBDPO secara bertahap 2,5 persen - 7,5 persen yang mampu memproduksi bahan bakar ramah lingkungan dengan octane number hingga 91,3.
Untuk 2019 Pertamina RU III menargetkan total produksi sebesar 36,23 juta barel/tahun dengan tantangan baru untuk terus menjalankan program Green Refinery Pertamina RU III secara konsisten dan menjalankan program B20 sesuai dengan kebijakan pemerintah. Yosua menyambut baik bahwa melalui penciptaan energi ramah lingkungan, kualitas hidup akan menjadi lebih baik.
Pertamina RU III terus mendorong penciptaan inovasi, value creation, dan potensi efisiensi untuk menjadikan operasi yang lebih efisien dan kompetitif mengingat tantangan yang kompleks dari kilang yang sudah tua. Meninjau aspek HSE, Pertamina RU III telah memperoleh penghargaan World Safety Organization dengan pencapaian Jam Kerja Aman tertinggi yakni 84.427.230 juta jam kerja aman.
Pencapaian ini tidak lepas dari kinerja terbaik seluruh lini pekerja RU III dalam menjaga kehandalan kilang yang optimal. Lebih dari itu Pertamina RU III akan terus berkomitmen untuk mendukung pencapaian kinerja Pertamina (Persero) dalam memenuhi target energi nasional dan memberikan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.
“Mewujudkan target kinerja yang optimal tidak dapat kami lakukan sendirian. Kolaborasi, dukungan, dan doa dari seluruh stakeholder RU III khususnya yang berada di wilayah Sumbagsel merupakan hal yang tak terpisahkan dari bisnis kami," kata Yosua. ***1***
General Manager RU III, Yosua I. M Nababan dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa kinerja 2018 meningkat cukup signifikan didukung oleh optimasi inovasi rekayasa recovery waste oil yakni metode upgrading unvaluable produk menjadi valuable produk .
"Patut disyukuri, di tengah kondisi minyak dunia yang penuh ketidakpastian (VUCA) , RU III mampu meningkatkan produksi dibandingkan 2017. Penyumbang terbesar peningkatan produksi tersebut dipengaruhi dengan pemanfaatan waste oil menjadi produk bernilai khususnya migas dengan kualitas yang prima", ujar Yosua.
Rekayasa recovery waste oil merupakan salah satu program terobosan dalam menjaga security of supply BBM area Sumbagsel dan diklaim mampu memberikan peningkatan margin RU III sebesar Rp 128,3 Miliar/Tahun.
“Tidak hanya peningkatan volume produksi minyak, kilang petrochemical kami yang memproduksi biji plastik produksinya mencapai di atas target sebesar 45.200 Ton/Tahun setara dengan 102 persen on target 2018. Guna menjaga kehandalan unit petrochemical berbagai upaya tetap dijalankan seperti dengan kegiatan maintenance rutin," terang Yosua.
Prestasi lainnya di penghujung 2018 Kilang Plaju menjadi pilot project Green Refinery yakni pengolahan minyak sawit menjadi bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan. Uji coba skeme co-processing dengan injeksi RBDPO secara bertahap 2,5 persen - 7,5 persen yang mampu memproduksi bahan bakar ramah lingkungan dengan octane number hingga 91,3.
Untuk 2019 Pertamina RU III menargetkan total produksi sebesar 36,23 juta barel/tahun dengan tantangan baru untuk terus menjalankan program Green Refinery Pertamina RU III secara konsisten dan menjalankan program B20 sesuai dengan kebijakan pemerintah. Yosua menyambut baik bahwa melalui penciptaan energi ramah lingkungan, kualitas hidup akan menjadi lebih baik.
Pertamina RU III terus mendorong penciptaan inovasi, value creation, dan potensi efisiensi untuk menjadikan operasi yang lebih efisien dan kompetitif mengingat tantangan yang kompleks dari kilang yang sudah tua. Meninjau aspek HSE, Pertamina RU III telah memperoleh penghargaan World Safety Organization dengan pencapaian Jam Kerja Aman tertinggi yakni 84.427.230 juta jam kerja aman.
Pencapaian ini tidak lepas dari kinerja terbaik seluruh lini pekerja RU III dalam menjaga kehandalan kilang yang optimal. Lebih dari itu Pertamina RU III akan terus berkomitmen untuk mendukung pencapaian kinerja Pertamina (Persero) dalam memenuhi target energi nasional dan memberikan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.
“Mewujudkan target kinerja yang optimal tidak dapat kami lakukan sendirian. Kolaborasi, dukungan, dan doa dari seluruh stakeholder RU III khususnya yang berada di wilayah Sumbagsel merupakan hal yang tak terpisahkan dari bisnis kami," kata Yosua. ***1***
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: