Jakarta (ANTARA) - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno mengajak anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi bersikap bijak dan menahan diri, menyikapi kasus dugaan korupsi yang dilakukan Ketua Umum DPP PPP Rommahurmuziy, dan biarkan KPK bekerja secara profesional.
"Ini masalah masa depan Indonesia yaitu masa depan yang bisa di grogoti perilaku koruptif ini, kami ingin mengajak teman-teman BPN untuk menahan diri, bersikap bijak, jangan terlalu berkomentar, biarkan KPK bekerja," kata Sandiaga usai menghadiri konsolidasi Jurkamnas Prabowo-Sandi di Jakarta, Jumat malam.
Dia ingin memastikan intensitas kebisingan politik yang terjadi selama ini jangan mempengaruhi perjuangan untuk menghilangkan korupsi di Indonesia.
Sandi pun enggan berspekulasi apakah kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dialami Rommy akan berdampak pada pergeseran suara pemilih Jokowi-Ma'ruf kepada Prabowo-Sandi.
"Kami belum mau berspekulasi karena ini sesuatu hal yang sangat mengagetkan semuanya dan jangan kita bawa ke 17 April, tapi ini permasalahannya jauh lebih besar dari Pilpres," ujarnya.
Selain itu Sandi mengaku prihatin kasus yang menimpa Rommy karena Jumat (15/3) merupakan hari yang kelam bagi para politisi muda dan dirinya menyerahkan kepada KPK untuk bekerja profesional.
Dia juga mengaku sangat khawatir bahwa masalah korupsi sudah menjadi satu kondisi yang sangat gawat darurat dan kami mendukung langkah KPK dalam upaya pemberantasan korupsi.
"Kami akan perkuat KPK, Prabowo-Sandi memastikan KPK memiliki anggaran yang cukup dan membantu untuk menghapuskan perilaku koruptif di pemerintahan ke depan," katanya.
Dia menegaskan bahwa langkah menghapuskan perilaku koruptif di pemerintahan yaitu dilakukan dengan pemerintahan kuat dengan kepemimpinan yang tegas dan juga harapan untuk menghadirkan pemerintahan yang bersih.
Sandiaga ajak BPN bijak tanggapi kasus Rommy
15 Maret 2019 23:50 WIB
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy (mengenakan masker dan bertopi), digiring petugas saat tiba di Gedung KPK, Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: