Pertamina-Garuda kerja sama pengisian avtur di luar negeri
14 Maret 2019 17:48 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kiri) dan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Akhsara (kanan) menandatangani nota kesepahaman yang disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah) di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Kamis. (Mentari Dwi Gayati)
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan PT Garuda Indonesia untuk suplai pengisian bahan bakar avtur di 14 lokasi di luar negeri sebagai bentuk sinergi BUMN dan dukungan terhadap industri aviasi Indonesia.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Akhsara yang disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Kamis.
"Ini kerja sama strategis di mana semua BUMN ini mendapat pasokan langsung jangka panjang dari Pertamina, baik penyiapan infrastruktur maupun pasokan bahan bakar," kata Nicke.
Dalam kerja sama ini, Garuda akan membeli dan melakukan pengisian langsung bahan bakar avtur yang disediakan Pertamina.
Baca juga: Pertamina kerja sama pengembangan bisnis dengan Petronas
Baca juga: Pertamina - Pelindo kerja sama peningkatan aset
Baca juga: Pertamina - Eni perkuat kerja sama pembangunan Green Refinery
Direktur Utama Garuda Ari Akhsara menjelaskan atas kerja sama ini, Garuda tidak perlu melakukan penawaran (bidding) dengan perusahaan penyedia avtur lainnya di luar negeri. Pertamina akan memasok avtur di 14 station luar negeri, antara lain Bangkok, Mumbai, Jepang dan Singapura.
Selain itu, Garuda juga mendapat perpanjangan pembayaran utang sebesar Rp2 triliun yang sudah jatuh tempo sejak Desember 2018. Pertamina memberi waktu perpanjangan atas utang Garuda dan Sriwijaya Group hingga 18 bulan ke depan.
"Jadi jatuh temponya harusnya Desember, tapi kita akan cicil sampai 2019. Untuk Januari 2019 ke depan, kita bayarnya lancar," kata Ari.
Pada saat yang sama juga ditandatangani Nota Kesepahaman Sinergi BUMN antara Pertamina dengan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin dan Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi.
Melalui kerja sama ini, para pihak sepakat untuk memperkuat kerjasama yang telah berlangsung melalui penjajakan peluang baru, seperti optimalisasi pengelolaan asset Angkasa Pura untuk pengembangan SPBU atau bisa mencakup bidang-bidang usaha lain yang diusahakan masing-masing perusahaan.
"Kalau selama ini kan kerja samanya transaksional jadi memanfaatkan tempat kita untuk distribusi avtur. Dengan semangat sinergi, kerja sama lebih srategik dengan jangka panjang. Kalau kelola lebih strategik jauh lebih bagus. Mudah-mudahan bisa selesaikan tingginya harga avtur," kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin.
Baca juga: Garuda Indonesia kerja sama operasi dengan Sriwijaya
Baca juga: SKK Migas dan Garuda Indonesia jalin kerja sama
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Akhsara yang disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Kamis.
"Ini kerja sama strategis di mana semua BUMN ini mendapat pasokan langsung jangka panjang dari Pertamina, baik penyiapan infrastruktur maupun pasokan bahan bakar," kata Nicke.
Dalam kerja sama ini, Garuda akan membeli dan melakukan pengisian langsung bahan bakar avtur yang disediakan Pertamina.
Baca juga: Pertamina kerja sama pengembangan bisnis dengan Petronas
Baca juga: Pertamina - Pelindo kerja sama peningkatan aset
Baca juga: Pertamina - Eni perkuat kerja sama pembangunan Green Refinery
Direktur Utama Garuda Ari Akhsara menjelaskan atas kerja sama ini, Garuda tidak perlu melakukan penawaran (bidding) dengan perusahaan penyedia avtur lainnya di luar negeri. Pertamina akan memasok avtur di 14 station luar negeri, antara lain Bangkok, Mumbai, Jepang dan Singapura.
Selain itu, Garuda juga mendapat perpanjangan pembayaran utang sebesar Rp2 triliun yang sudah jatuh tempo sejak Desember 2018. Pertamina memberi waktu perpanjangan atas utang Garuda dan Sriwijaya Group hingga 18 bulan ke depan.
"Jadi jatuh temponya harusnya Desember, tapi kita akan cicil sampai 2019. Untuk Januari 2019 ke depan, kita bayarnya lancar," kata Ari.
Pada saat yang sama juga ditandatangani Nota Kesepahaman Sinergi BUMN antara Pertamina dengan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin dan Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi.
Melalui kerja sama ini, para pihak sepakat untuk memperkuat kerjasama yang telah berlangsung melalui penjajakan peluang baru, seperti optimalisasi pengelolaan asset Angkasa Pura untuk pengembangan SPBU atau bisa mencakup bidang-bidang usaha lain yang diusahakan masing-masing perusahaan.
"Kalau selama ini kan kerja samanya transaksional jadi memanfaatkan tempat kita untuk distribusi avtur. Dengan semangat sinergi, kerja sama lebih srategik dengan jangka panjang. Kalau kelola lebih strategik jauh lebih bagus. Mudah-mudahan bisa selesaikan tingginya harga avtur," kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin.
Baca juga: Garuda Indonesia kerja sama operasi dengan Sriwijaya
Baca juga: SKK Migas dan Garuda Indonesia jalin kerja sama
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Apep Suhendar
Copyright © ANTARA 2019
Tags: