Muhammadiyah Jatim klarifikasi dakwah Ustaz Supriyanto
Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik HZ (tengah) memberikan keterangan terkait penangkapan ustaz yang diduga melakukan penyebaran hoaks (berita bohong) di Mapolres Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (12/3/2019). Penyidik Polres Banyuwangi mengamankan Supriyanto yang diduga telah menyebarkan isu tidak benar tentang pengesahan Undang-Undang Pelegalan Perzinahan oleh pemerintah kepada warga, yang kemudian viral dalam sebuah unggahan video yang diduga direkam oleh ibu-ibu, di masjid Al Ihsan di Desa Kalibaru Kulon, Banyuwangi. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/wsj.
Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid melalui jumpa pers di Surabaya, Rabu, meminta maaf terhadap masyarakat yang dirugikan dari isi dakwah tersebut.
Ustaz Supriyanto merupakan salah satu pengurus cabang Muhammadiyah di Banyuwangi.
Nadjib mengungkapkan, berdasarkan keterangan saksi-saksi yang dihimpun oleh PW Muhammadiyah Jatim, Ustaz Supriyanto murni berdakwah di Masjid Al Ihsan, Desa Kalibaru Kulon, Banyuwangi, pada sekitar pukul 13.00 WIB, Sabtu, 9 Maret lalu.
"Beliau diminta berdakwah seusai salat duhur oleh imam masjid setempat. Jadi bukan sengaja berkampanye di masjid itu, melainkan benar-benar berdakwah," katanya.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi yang dihimpun PW Muhammadiyah Jatim, Nadjib memaparkan, ada relawan dari salah satu pasangan calon presiden yang mampir salat duhur di Masjid Al Ihsan.
"Ustaz Supriyanto diminta memberi 'tausyiah' untuk memotifasi para relawan itu," katanya.
Terkait isi dakwah yang kemudian dinilai oleh sekelompok masyarakat lainnya mengandung kampanye hitam dan hoaks, menurut Nadjib, adalah kekhilafan dari Ustaz Supriyanto.
"Ustaz Supriyanto tidak memahami aturan Komisi Pemilihan Umum yang melarang kampanye di masjid. Apa yang diucapkannya waktu itu hanyalah sebuah spontanitas karena bertemu rekan yang memiliki kesamaan pilihan dalam dukungan di Pemilihan Umum Presiden 2019," katanya.
Untuk itu Nadjib Hamid mewakili organisasi Muhammadiyah meminta maaf atas kekhilafan tersebut.
"Di Muhammadiyah ini kalau diketahui ada kekhilafan, ya, kita tegur, dan tidak diulang lagi," ujarnya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/ Hanif Nashrullah
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019