Jayapura (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Pengajaran Pemerintah Provinsi Papua mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis wilayah adat.
Kepala Bidang SMK Disdik Papua, Yulianus Kuayo di Jayapura, Rabu, mengatakan, setelah 1 Januari 2019 pengelolaan SMK sesuai arahan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, SMK itu harus berbasis wilayah adat.
Semisal di wilayah adat Animha dan wilayah adat Saireri, dikembangkan sesuai dengan potensi alam kedua wilayah tersebut masing-masing dimana pengembangan bidang di SMK yang ada di dua daerah ini berbeda antara satu dan yang lain.
"Jadi SMK di wilayah adat Animha ini misalnya lebih fokus kepada pertanian. Jurusannya dan program keahliannya, kami sedang fokus ke sana untuk revitalisasi," katanya.
Sedangkan untuk wilayah adat Sairei pengembangan SMK di daerah itu lebih pada bidang kemaritiman karena berada di wilayah pesisir pantai, tambahnya.
"Jadi harus ada bidang pertanian, ada bidang agro, ada bidang seni dan kreatif, perhotelan, pariwisata dan bidang-bidang lainnya," katanya.
Wilayah adat Saireri meliputi Kabupaten Biak Numfor, Supiori, Kepulauan Yapen, dan Kabupaten Waropen.
Selanjutnya, wilayah adat Animha yakni Kabupaten Merauke, Mappi, Boven Digoel dan Kabupaten Asmat.
Sedangkan khusus untuk Kota Jayapura yang termasuk kota metropolitan, seluruh SMK yang ada di kota ini mengajarkan semua bidang, ujarnya.
Baca juga: 29.332 pelajar SMA/SMK di Papua siap laksanakan UNBK/UNKP
Baca juga: Tunggakan insentif guru Jayawijaya capai Rp3 miliar lebih
Pengembangan SMK di Papua berbasis wilayah adat
13 Maret 2019 21:44 WIB
Kepala Bidang SMK Disdik Papua, Yulianus Kuayo (ANTARA /Musa Abubar)
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: