Palembang (ANTARA) - Lembaga kemanusian, Aksi Cepat Tanggap mendatangkan syekh (guru) asal Palestina ke Palembang, Sumatera Selatan, untuk mengungkap kondisi terkini di Masjidil Aqsa dalam beberapa pekan terakhir.

Syekh Imad Muhammad Mustofa Isnaini di Palembang, Rabu mengatakan, kondisi di Masjidil Aqsa Palestina semakin membahayakan karena para tentara Israel kian ketat dalam memberlakukan larangan, dan kian gencar mengusir, menangkap dan menembak.

Dalam acara dialog bersama ACT itu, Syekh Imad Muhammad Mustofa Isnaini mengungkapkan salah satu kekejaman yang dilakukan tentara zionis Israel belum lama ini yakni melarang azan di masjid bersejarah tersebut.

"Masjidil Aqsa memiliki 15 pintu, 5 pintu di antaranya ditutup serta mendapat penjagaan ketat sehingga warga Palestina tidak bisa masuk untuk beribadah, tentara Israel juga melarang azan," ujar Imad yang juga berprofesi sebagai jurnalis ini.

Menurutnya, kondisi tersebut sudah terjadi beberapa minggu terakhir yang menyebabkan warga Palestina terpaksa shalat di depan pintu Masjidil Aqsa.

Namun, setelah berjuang keras selama 15 hari, akhirnya kemarin (Selasa, 11/3), warga Palestina bisa membuka salah satu pintu Masjidil Aqsa sehingga dapat beribadah seperti sebelumnya. Akan tetapi, berkat upaya perlawanan tersebut, setidaknya puluhan warga ditangkap tentara Israel.

Ia mengungkapkan, bukan itu saja, tentara Israel setiap hari juga semakin meningkatkan intensitas penggunaan senjata mematikan yang dilarang PBB. Kondisi ini semakin menyedihkan karena tidak ada satu pihak pun yang bisa mencegahnya sehingga menyebabkan korban di pihak Palestina terus berjatuhan.

Meskipun demikian, ia melanjutkan, para pejuang Palestina tidak pernah berhenti memberikan perlawanan dengan senjata seadanya.

Syekh Imad menerangkan saat ini Israel masih melancarkan gempuran rudal ke beberapa wilayah, hal tersebut menyebabkan 5 juta warga Palestina terus terancam kehidupannya.

"Memang ada wilayah yang tidak digempur Israel, tetapi mereka memutuskan aliran listrik, air dan bantuan kemanusiaan. Itu sama saja menyiksa bagi warga Palestina," kata Imad yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa S2 di salah satu Universitas di Turki.

Ia mewakili warga Palestina berharap dukungan dan bantuan dari Indonesia terus berlanjut. Salah satunya, jika mendapati video atau berita kekejaman tentara Israel agar disebarluaskan karena Israel akan tertekan bila kekejaman mereka tersebar luas.

Syekh Imad Muhammad Mustofa Isnaini ke Kota Palembang untuk menggalang dukungan.

Rencananya, ia akan didampingi Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumsel akan melakukan perjalanan lagi ke Kabupaten Muara Enim dan Prabumulih hingga 17 Maret 2019 untuk menyampaikan kondisi terkini di negaranya.