Surabaya (ANTARA) - Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menawarkan kerja sama pengelolaan pabrik pengolahan limbah bahan berbahaya beracun (B3) yang telah digagas Pemerintah Provinsi Jawa Timur di kawasan Desa Cendoro, Dawar Blandong, Mojokerto.

"Ada perusahaan di Inggris yang berminat untuk berinvestasi pada proyek ini," katanya kepada wartawan usai bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu.

Dia menyebut perusahaan asal Inggris tersebut tergolong ahli dan berpengalaman dalam industri pengolahan limbah B3, serta memiliki keuangan untuk menanamkan investasi di Jawa Timur. Terlebih proyek pengelolaan limbah B3 di Jawa Timur bersifat mendesak yang harus segera dibangun karena satu-satunya pabrik yang ada saat ini berlokasi di Bogor, Jawa Barat.

Gubernur Khofifah menyambut baik rencana Pemerintah Inggris yang ingin berinvestasi di sektor pengelolaan limbah B3 di Jawa Timur. "Pemerintah Inggris sedang menyiapkan investasi di Mojokerto. Sisi keuangannya sudah siap dan kandungan lokalnya bisa sampai 80 persen," katanya.

Menurut dia keterlibatan komponen lokal, seperti lembaga dan tenaga kerja, cukup bagus bagi perkonomian di Jawa Timur. "Selama ini investasi pada industri di tanah air jarang yang melibatkan konten lokal mencapai 80 persen," ujarnya.

Pendirian pabrik pengolahan limbah B3 di Dawar Blandong, Mojokerto, telah digagas sejak era Gubernur Soekarwo, dengan mempercayakan pembangunannya kepada PT Jatim Grha Utama, yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Timur Aries Mukiyono menyebut pembangunannya membutuhkan anggaran Rp500 milliar.

"Anggarannya cukup besar jika dibebankan pada APBD. Salah satu cara agar bisa terealisasi memang harus dengan cara investasi dengan pihak lain," katanya.

Aries mengungkapkan pabrik pengolahan limbah B3 di Dawar Blandong, Mojokerto, dibangun di lahan seluas 50 hektar. Tahap awal 5 hektar saat ini sedang digarap.

"Butuh suntikan modal lagi untuk menyelesaikan proyek tersebut. Dubes Inggris menawarkan transfer teknologi dan ahlinya dari mereka. Seperti apa bentuk investasi yang dibutuhkan nanti akan dibicarakan lebih lanjut," ucapnya. ***1***