Bojonegoro (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran Bojonegoro, Jawa Timur, mengimbau masyarakat yang menginformasikan kejadian kebakaran di kawasan pemukiman dan kebakaran hutan dan lahan agar lebih valid dan rinci terkait lokasi, agar tidak menimbulkan kesalahan di lapangan.

"Kami mohon masyarakat juga anggota grup di wa, apabila memberikan informasi kebakaran agar valid. Ada kejelasan pemberi informasi, lokasi, juga waktu kejadiannya," kata Kepala Bagian Pemadaman Dinas Damkar Bojonegoro Sukirno di Bojonegoro, Rabu.

Ia menyatakan hal itu menanggapi informasi berupa video kebakaran sebuah SPBU yang dilaporkan di Medalem, Kecamatan Sumberrejo, sehari lalu. Video itu beredar termasuk di wa grup Komunitas Penanggulangan Bencana (PB) Bojonegoro.

"Baru kali pada 2019 damkar menerima laporan dari masyarakat soal kebakaran (SPBU) yang ternyata setelah dicek di lapangan tidak benar," katanya.

Damkar, menurut dia, mengirimkan dua unit mobil pemadam kebakaran dari Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kecamatan Baureno yang lokasinya berdekatan dengan SPBU Medalem di Kecamatan Sumberrejo.

Namun, kata dia, petugas damkar dengan dua unit mobil pemadam kebakaran ketika sampai di lokasi SPBU di Medalem, Kecamatan Sumberrejo, mendapati tidak ada kejadian kebakaran.

Dari hasil penelusuran yang dilakukan, ternyata kejadian kebakaran sebuah SPBU itu, berasal dari kejadian kebakaran SPBU di Kediri.

Menurut dia, petugas damkar harus mengambil risiko yang tinggi di jalanan setiap mendatangi lokasi kebakaran. Dengan demikian, kalau informasi kebakaran yang diterima tidak valid, maka akan merugikan petugas damkar yang datang ke lokasi.

"Petugas damkar yang mendatangi lokasi kebakaran harus menghadapi risiko di jalanan yang tinggi, karena harus cepat sampai di lokasi kejadian," ujarnya.

Yang jelas, kata dia, sesuai standar prosedur operasi (SOP), lanjut dia, bisa menerima laporan kebakaran mulai pemukiman warga, bangunan, juga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari media sosial.

Selain itu juga laporan masyarakat langsung masyarakat melalui telepon, lewat wa grup, radio dan instansi lain.

"BPBD tahun yang lalu pernah menangkap seseorang yang menelepon ke damkar ada kejadian kebakaran yang ternyata tidak benar," ujarnya.

Ia menambahkan memasuki musim hujan kejadian kebakaran karhutla jauh berkurang dibandingkan saat musim kemarau. Kebakaran yang terjadi didominasi pemukiman warga, juga bangunan lainnya, katanya.