Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai untuk membahas berbagai isu di kawasan ASEAN termasuk upaya penyelesaian krisis di Rakhine State, Myanmar.

"Ada dua hal yang disampaikan Presiden.
Pertama, terkait dengan Rakhine State.
Kedua adalah konsep kerja sama Indo-Pasifik," kata Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi yang mendampingi Presiden Joko Widodo selama pertemuan berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.

Kunjungan Menlu Thailand ini dilakukan dalam kapasitas Thailand selaku Ketua ASEAN untuk tahun 2019.

Retno menjelaskan dalam pertemuan tersebut di antaranya membahas soal upaya penyelesaian krisis di Rakhine State.

"Presiden menyampaikan sekali lagi mengenai pentingnya keterlibatan ASEAN untuk membantu Myanmar di dalam mempersiapkan repatriasi yang sukarela, damai, dan bermartabat," ucapnya.

Sebelumnya, dalam KTT ke-33 ASEAN pada November 2018, Indonesia mengajak negara-negara ASEAN untuk bahu-membahu menyelesaikan krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar.

Melalui KTT tersebut, Presiden Joko Widodo mengusulkan pelibatan The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) dalam membantu penyelesaian krisis itu.

Selain itu, Presiden Joko Widodo dan Menlu Thailand juga membicarakan soal konsep kerja sama Indo-Pasifik yang digagas Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

"Indonesia menyampaikan kepada ASEAN agar inisiatif Indonesia ini juga menjadi inisiatif dari ASEAN," kata Retno.

Indo-Pasifik sebelumnya dicetuskan Indonesia sebagai upaya untuk mempererat kerja sama antarnegara.

Indo-Pasifik tidak dimaksudkan sebagai upaya menggalang kekuatan untuk membangun rivalitas baik dengan kekuatan ekonomi lain maupun antarnegara anggotanya.

"Thailand menunjukkan dukungan luar biasa terhadap pengembangan konsep ASEAN ini sehingga Presiden sekali lagi menyampaikan pentingnya bagi ASEAN untuk 'come up' dengan satu konsep mengenai masalah kerja sama Indo-Pasifik," tuturnya.

Indonesia berharap agar gagasan tersebut dapat diterima negara-negara anggota dan para mitra ASEAN dan disetujui dalam waktu dekat sebagai konsep pengembangan ASEAN.

"Jadi berawal dari konsep Indonesia kemudian menjadi konsep ASEAN. Mudah-mudahan dapat 'diendorse' pada tahun ini juga," kata Retno.