Dispendik Surabaya siapkan "helpdesk" hadapi USBN-SNBK
13 Maret 2019 17:40 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya M. Ikhsan (tengah) saat menggelar jumpa pers terkait persiapan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk jenjang SMP/MTs tahun pelajaran 2018/2019 di Humas Pemkot Surabaya, Rabu. (Abdul Hakim)
Surabaya (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Surabaya menyiapkan "helpdesk" atau pusat layanan penanganan masalah bagi sekolah yang mengikuti Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk jenjang SMP/MTs tahun pelajaran 2018/2019.
"Di Dispendik (Dinas Pendidikan) sudah disiapkan ruangan khusus untuk 'helpdesk' yang berisikan tenaga IT dari dinas. Dari dinas itu nanti memantau masing wilayah, mulai Surabaya Barat, Timur, Utara, Selatan, dan Pusat. Kemudian di wilayah sendiri ada tim yang bertugas memantau sekolah-sekolah," kata Kepala Dispendik Surabaya M. Ikhsan saat jumpa pers di Humas Pemkot Surabaya, Rabu (13/3).
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan USBN dan UNBK di Kota Surabaya sepenuhnya menggunakan komputer. Tahun ini, total peserta ujian mencapai 40.947 siswa SMP/MTs, baik negeri dan swasta.
Pelaksanaan USBN utama jenjang SMP/MTs dimulai pada 25 Maret sampai 9 April 2019, sementara UNBK utama dimulai 22 sampai 25 April. Jumlah lembaga penyelenggara USBN dan UNBK sebanyak 334 SMP dan 45 MTs, baik negeri dan swasta.
Menurut Ikhsan, untuk persiapan USBN dan UNBK di Surabaya sudah siap. Hanya saja, lanjut dia, sampai saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan jaringan kepala sekolah, waka kurikulum, tim teknis, serta tim proktor di sekolah-sekolah.
"Setiap hari selalu membagi informasi, kalau ada kendala segera bisa ditangani. Tapi sejauh ini sekolah sudah siap," katanya.
Ikhsan menjelaskan, tahun ini menggunakan 918 unit komputer server, 21.909 unit komputer klien, 649 tenaga proktor, dan 547 tenaga teknisi. Secara teknis pelaksanaan USBN dan UNBK jenjang SMP/MTs tahun ini tidak terlalu banyak berubah dibanding tahun lalu.
Meskipun demikian, kata dia, seperti tahun-tahun sebelumnya, pihaknya tetap memiliki tim "helpdesk" untuk membantu sekolah-sekolah, teknisi, atau proktor, yang menemui kendala di lapangan.
Dengan adanya "helpdesk", lanjut Ikhsan, jika ada kendala di sekolah A dan tidak teratasi, maka dalam waktu cepat, sekolah terdekat bisa membantu menangani. Percepatan penanganan masalah ini, diharapkan membuat siswa, pengawas, teknisi, maupun proktor tidak panik saat menemui kendala ketika ujian berlangsung.
"Semua bisa saling memantau dan membantu," katanya.
Terkait jaringan internet dan listrik, Ikhsan mengaku sudah melakukan koordinasi dengan provider dan PLN. Koordinasi ini selalu dilakukan tiap tahun dengan harapan tidak terjadi gangguan internet dan pemadaman listrik saat ujian berlangsung. Dengan demikian, pelaksanaan ujian ini menjadi lancar.
"Beberapa tahun ini sepenuhnya dibantu oleh PLN di tiga wilayah, dan kami meminta bantuan ke provider," ujarnya.
Ikhsan menyatakan, untuk jaringan, dalam beberapa bulan ini sudah diuji coba melalui aplikasi tryout daring milik Dispendik Surabaya yang bisa diakses siswa. Aplikasi ini dapat digunakan melalui gawai maupun komputer. Bukan hanya itu, komputer beberapa sekolah juga sudah dipakai untuk USBN pendidikan kesetaraan dan pelaksanaan ujian berjalan lancar semua.
"Sarana dan prasarana (sarpas) sudah diuji coba, baik komputer maupun jaringan. Sarpras inilah yang nantinya digunakan juga untuk USBN dan UNBK jenjang SMP/MTs. Harapannya, semua sesi ujian dapat berjalan lancar tanpa kendala sama sekali," katanya.***3***
"Di Dispendik (Dinas Pendidikan) sudah disiapkan ruangan khusus untuk 'helpdesk' yang berisikan tenaga IT dari dinas. Dari dinas itu nanti memantau masing wilayah, mulai Surabaya Barat, Timur, Utara, Selatan, dan Pusat. Kemudian di wilayah sendiri ada tim yang bertugas memantau sekolah-sekolah," kata Kepala Dispendik Surabaya M. Ikhsan saat jumpa pers di Humas Pemkot Surabaya, Rabu (13/3).
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan USBN dan UNBK di Kota Surabaya sepenuhnya menggunakan komputer. Tahun ini, total peserta ujian mencapai 40.947 siswa SMP/MTs, baik negeri dan swasta.
Pelaksanaan USBN utama jenjang SMP/MTs dimulai pada 25 Maret sampai 9 April 2019, sementara UNBK utama dimulai 22 sampai 25 April. Jumlah lembaga penyelenggara USBN dan UNBK sebanyak 334 SMP dan 45 MTs, baik negeri dan swasta.
Menurut Ikhsan, untuk persiapan USBN dan UNBK di Surabaya sudah siap. Hanya saja, lanjut dia, sampai saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan jaringan kepala sekolah, waka kurikulum, tim teknis, serta tim proktor di sekolah-sekolah.
"Setiap hari selalu membagi informasi, kalau ada kendala segera bisa ditangani. Tapi sejauh ini sekolah sudah siap," katanya.
Ikhsan menjelaskan, tahun ini menggunakan 918 unit komputer server, 21.909 unit komputer klien, 649 tenaga proktor, dan 547 tenaga teknisi. Secara teknis pelaksanaan USBN dan UNBK jenjang SMP/MTs tahun ini tidak terlalu banyak berubah dibanding tahun lalu.
Meskipun demikian, kata dia, seperti tahun-tahun sebelumnya, pihaknya tetap memiliki tim "helpdesk" untuk membantu sekolah-sekolah, teknisi, atau proktor, yang menemui kendala di lapangan.
Dengan adanya "helpdesk", lanjut Ikhsan, jika ada kendala di sekolah A dan tidak teratasi, maka dalam waktu cepat, sekolah terdekat bisa membantu menangani. Percepatan penanganan masalah ini, diharapkan membuat siswa, pengawas, teknisi, maupun proktor tidak panik saat menemui kendala ketika ujian berlangsung.
"Semua bisa saling memantau dan membantu," katanya.
Terkait jaringan internet dan listrik, Ikhsan mengaku sudah melakukan koordinasi dengan provider dan PLN. Koordinasi ini selalu dilakukan tiap tahun dengan harapan tidak terjadi gangguan internet dan pemadaman listrik saat ujian berlangsung. Dengan demikian, pelaksanaan ujian ini menjadi lancar.
"Beberapa tahun ini sepenuhnya dibantu oleh PLN di tiga wilayah, dan kami meminta bantuan ke provider," ujarnya.
Ikhsan menyatakan, untuk jaringan, dalam beberapa bulan ini sudah diuji coba melalui aplikasi tryout daring milik Dispendik Surabaya yang bisa diakses siswa. Aplikasi ini dapat digunakan melalui gawai maupun komputer. Bukan hanya itu, komputer beberapa sekolah juga sudah dipakai untuk USBN pendidikan kesetaraan dan pelaksanaan ujian berjalan lancar semua.
"Sarana dan prasarana (sarpas) sudah diuji coba, baik komputer maupun jaringan. Sarpras inilah yang nantinya digunakan juga untuk USBN dan UNBK jenjang SMP/MTs. Harapannya, semua sesi ujian dapat berjalan lancar tanpa kendala sama sekali," katanya.***3***
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019
Tags: