Mendes ajak kaum muda bangun desa
13 Maret 2019 17:15 WIB
Eko Putro Sandjojo Menteri Desa, PDTT memberikan kuliah umum di acara seminar nasional Moment of Civil Engineering 2019 di gedung serba guna kantor Gubernur Bengkulu, Rabu (13/3/2019). (Kemendes PDTT)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengajak kaum muda dan akademisi untuk berkontribusi membangun desa.
"Turun ke desa, lihat desa wisata, kembangkan. Kalian akan jadi unicorn-unicorn baru. Lihat peluang-peluang, jangan buang waktu untuk mengeluh dan melihat ketidaksempurnaan," kata dia melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (13/3).
Menurut dia, mahasiswa juga bisa berkontribusi di era digital 4.0 ini, seperti peluang usaha e-commerce.
Apalagi, saat ini banyak desa-desa wisata yang menggerakkan ekonomi yang bisa dijadikan sebagai salah satu promosi paling cepat dengan menggunakan teknologi internet melalui jejaring media sosial seperti instagram, facebook atau portal-portal dari BUMDes.
"Jadi, kita memanfaatkan teknologi untuk lebih cepat pertumbuhan ekonomi di desa. Dengan menggunakan teknologi industri 4.0 ini. Kita ada kerja sama dengan bukalapak, regopantes dan portal lain (dalam bentuk e-commerce) nah kalian kaum pemuda dan mahasiswa ini bisa melihat peluang itu," ungkapnya.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi memiliki Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Fortides). Saat ini ada 100 universitas yang ikut gabung.
Diharapkan forum ini bisa menjadi wadah mahasiswa untuk ikut berkontribusi membangun desa.
Selain memberikan materi kuliah umum, Mendes PDTT juga memberikan pencerahan terkait sikap. Dirinya berharap kaum muda atau mahasiwa bisa memanfaatkan waktunya dengan optimal.
"Kalian bisa jadi apa pun tergantung kalian punya mimpi dan seberapa keras cita-cita itu bisa diwujudkan. Kalian punya energi yang begitu besar tapi bisa redup jika kecewa.
Jangan biarkan kita kecewa karena tidak akan semangat lagi untuk cita-cita," kata dia.
Sementara itu Gusta Gunawan sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik mengatakan saat ini persoalan pembangunan berkelanjutan masih terus digenjot.
Desa-desa tertinggal di Bengkulu mulai berbenah dari Mukomuko hingga Kaur, yang menurutnya tidak terlepas dari peran Kemendes PDTT.
"Perlunya kerja sama antara akademisi, pebisnis, pemerintah, dan komunitas. Harapannya desa tertinggal bisa maju seperti di daerah transmigrasi," pungkasnya.
Acara seminar nasional ini dihadiri mahasiswa dari Universitas Bengkulu (UNIB), Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA), Universitas Dehasen (UNIVED), dan SMKN 2 Kota Bengkulu.
"Turun ke desa, lihat desa wisata, kembangkan. Kalian akan jadi unicorn-unicorn baru. Lihat peluang-peluang, jangan buang waktu untuk mengeluh dan melihat ketidaksempurnaan," kata dia melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (13/3).
Menurut dia, mahasiswa juga bisa berkontribusi di era digital 4.0 ini, seperti peluang usaha e-commerce.
Apalagi, saat ini banyak desa-desa wisata yang menggerakkan ekonomi yang bisa dijadikan sebagai salah satu promosi paling cepat dengan menggunakan teknologi internet melalui jejaring media sosial seperti instagram, facebook atau portal-portal dari BUMDes.
"Jadi, kita memanfaatkan teknologi untuk lebih cepat pertumbuhan ekonomi di desa. Dengan menggunakan teknologi industri 4.0 ini. Kita ada kerja sama dengan bukalapak, regopantes dan portal lain (dalam bentuk e-commerce) nah kalian kaum pemuda dan mahasiswa ini bisa melihat peluang itu," ungkapnya.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi memiliki Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Fortides). Saat ini ada 100 universitas yang ikut gabung.
Diharapkan forum ini bisa menjadi wadah mahasiswa untuk ikut berkontribusi membangun desa.
Selain memberikan materi kuliah umum, Mendes PDTT juga memberikan pencerahan terkait sikap. Dirinya berharap kaum muda atau mahasiwa bisa memanfaatkan waktunya dengan optimal.
"Kalian bisa jadi apa pun tergantung kalian punya mimpi dan seberapa keras cita-cita itu bisa diwujudkan. Kalian punya energi yang begitu besar tapi bisa redup jika kecewa.
Jangan biarkan kita kecewa karena tidak akan semangat lagi untuk cita-cita," kata dia.
Sementara itu Gusta Gunawan sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik mengatakan saat ini persoalan pembangunan berkelanjutan masih terus digenjot.
Desa-desa tertinggal di Bengkulu mulai berbenah dari Mukomuko hingga Kaur, yang menurutnya tidak terlepas dari peran Kemendes PDTT.
"Perlunya kerja sama antara akademisi, pebisnis, pemerintah, dan komunitas. Harapannya desa tertinggal bisa maju seperti di daerah transmigrasi," pungkasnya.
Acara seminar nasional ini dihadiri mahasiswa dari Universitas Bengkulu (UNIB), Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA), Universitas Dehasen (UNIVED), dan SMKN 2 Kota Bengkulu.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019
Tags: