Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengharapkan pemerintah daerah ikut mendorong warga untuk mengurangi keramba jaring apung di Danau Maninjau, Koto Kaciak,
Kabupaten Agam, Sumatera Barat untuk mendorong percepatan pemulihan danau tersebut.

"Saat ini, ada 22.000 keramba jaring apung di Danau Maninjau, padahal optimumnya hanya 6.000 keramba jaring apung," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran Lingkungan KLHK Karliansyah dalam konferensi pers di Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran Lingkungan KLHK, Jakarta, Selasa.

Danau Maninjau merupakan salah satu dari 15 rehabilitasi danau prioritas.

Dia mengatakan tantangan lain adalah pembangunan instalasi pengolahan air limbah untuk menyaring limbah dari kegiatan warga dan ekonomi sekitar danau.

Limbah sebagian besar berasal dari rumah tangga, aktivitas pedagang makanan dan minuman di kawasan sekitarnya dan hotel.

Perbaikan kualitas air Danau Maninjau dilakukan melalui penerapan teknologi
Ultrafine Bubble dan Wetland Terapung yang dilaksanakan oleh KLHK pada 2018.

Teknologi yang digunakan untuk menurunkan beban pencemar di badan airnya dengan menggunakan media tanaman (wetland) dan teknologi ultrafine bubble seluas 112 meter persegi dari total luasan Danau Maninjau seluas 9737,5 hektar.

Ultrafine bubble menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung ukuran nano. Gelembung nano berupa ozon dan oksigen diinjeksikan ke air danau.

Hal itu bertujuan agar ozon bisa mengurai bau dan zat organik, membunuh bakteri patogen, menambah kadar oksigen
terlarut, dan menghidupkan bakteri aerob.

Baca juga: Danau Maninjau ditanami 1.000 pohon