Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina EP mempercepat pengembangan struktur temuan eksplorasi di struktur Jatiasri, Bambu Besar, dan Akasia Bagus untuk meningkatkan produksi minyak, kata VP Enhanced Oil Recovery Pertamina EP Andi W Bachtiar.

Selain itu, katanya di Jakarta, Selasa, pihaknya juga memperketat pengendalian dan jaminan kualitas proyek-proyek pemboran, memperbanyak sumur outstep, memperkecil non productive time (NPT) pada operasi pemboran, dan proses pemboran dengan dogleg reamer, completion strategy, real time drilling monitoring juga telah dilakukan.

“Kami juga melakukan EOR untuk memperoleh minyak dengan menggunakan material atau fluida khusus yang tidak terdapat dalam reservoar. Umumnya, EOR diterapkan pada lapangan minyak yang telah lama beroperasi dengan tujuan meningkatkan produksi," kata Andi dalam sebuah diskusi inovasi Pertamina EP.

Andi mengatakan EOR dibutukan untuk mendapatkan ultimate oil secara ekonomis dari reservoar minyak, setelah perolehan dengan metode primer konvensional dan metode sekunder dilakukan.

“Potensi proyek waterflood dan EOR itu 69 persen. Total capex untuk waterflood project dan EOR 776 juta dolar AS untuk Lapangan Jirak, Ramba, Tanjung, Belimbing, Rantau, Tempino. Tanjung fullscale 2021,” ujar Andy.

Pertamina EP terus berupaya dalam mendorong keberlanjutan proyek EOR yang terdiri dari surfaktan, polimer, dan CO2 flooding. Andi menekankan perlunya dukungan stakeholder utama yang positif, khususnya dari Kementerian ESDM dan SKK Migas.

“Pertamina EP telah memiliki research and technology center (RTC) dan telah membuat serta melengkapi laboratorium EOR dengan biaya sebesar 5 juta dolar,” katanya.

Andi mengakui, tantangan dalam penerapan EOR di Pertamina EP adalah lapangan yang tersebar luas di seluruh Indonesia, tidak ada perusahaan yang bergerak di bidang kimia dari hulu sampai dengan hilir khususnya chemical EOR, selain itu perlu adanya peningkatan teknologi dan pengetahuan dalam bidang chemical EOR. “Apalagi EOR menjadi bagian dari Program Rencana dan Aksi (Renaksi) Nawacita milik Presiden,” katanya.

PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah supervisi dan koordinasi SKK Migas, memprioritaskan sembilan struktur untuk menggenjot Enhanced Oil Recovery (EOR).

Sembilan struktur tersebut adalah Rantau, Sago, Ramba di Pertamina EP Aset 1. Jirak dan Limau di Pertamina EP Asset 2. Tambun dan Jatibarang di Pertamina EP Asset 3, serta Sukowati di Pertamina EP Asset 4, dan Tanjung di Pertamina EP Asset 5.

Lima di antara struktur itu menggunakan metode chemical, yaitu Tanjung, Rantau, Sago, Jirak, dan Limau. Empat lainnya menggunakan metode karbondioksida (CO2), menurut Direktur Pengembangan Pertamina EP John Simamora di Jakarta, dalam kesempatan yang sama.