Remaja putus sekolah di Aceh dilatih keterampilan jahit bordir
12 Maret 2019 13:02 WIB
Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri menyematkan pin tanda dibukanya pelatihan keterampilan menjahit dan membordir untuk 30 orang remaja putus sekolah di Provinsi Aceh, Selasa (12/03/2019). (FOTO ANTARA/Muhammad Said)
Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial (Dinsos) setempat, melatih keterampilan menjahit dan membordir terhadap 30 remaja putus sekolah agar menjadi bekal kehidupan masa depan yang berlangsung di Rumoh Seujahtra Jroh Naguna (RSJN), Lampineng, Banda Aceh.
"Ke-30 orang remaja ini, merupakan binaan angkatan ke-75 Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Rumoh Seujahtra Jroh Naguna," ucap Kepala Dinsos Aceh, Alhudri di Banda Aceh, Selasa.
Kedua pelatihan tersebut, kata dia, demi membina generasi muda supaya mampu menjawab tantangan, dan sekaligus menciptakan lapangan kerja yang diharapkan dapat menekan angka pengangguran dan perilaku kriminal di Aceh.
Anak-anak usia sekolah lanjutan tingkat atas berkisar antara 15-18 tahun itu, katanya, merupakan fase mencari jati diri sehingga apabila mereka mendapat bimbingan salah dari lingkungan pergaulannya, maka berdampak buruk bagi perkembangan seorang remaja tersebut.
"Mereka ini adalah anak-anak yang kurang mampu. Kita rekrut, dan kita bina agar nanti bisa hidup layak dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," katanya.
Ia berpesan kepada ke-30 orang remaja mengikuti pelatihan ini, agar memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, karena setiap siswa dan siswi binaan RSJN tidak cuma mendapatkan keterampilan.
Selain itu, mereka juga diberikan bimbingan mental, motivasi sosial, dan agama sebagai pondasi kehidupan. "Tujuannya agar mereka tidak hanya memiliki skil (kemampuan), tapi juga kesiapan mental dan pribadi yang baik sesuai dengan harapan bangsa kita," kata Alhudri.
Kepala UPTD RSJN, Saifullah kemarin mengatakan, tahun anggaran 2019 pihaknya menampung sebanyak 90 orang siswa dan siswi bagi dalam empat kelas, yakni menjahit, bordir, pengelasan, dan perbengkelan sepeda motor yang dilakukan secara bertahap.
Ia melanjutkan, siswa dan siswi yang direkrut untuk mendapat pelatihan keterampilan di RSJN secara merata pada 23 kabupaten/kota di Aceh sesuai kouta dan ketentuan yang telah ditentukan.
"Selama masa pendidikan, para siswa-siswi kita asramakan di sini. Setelah masa pendidikan habis, baru kita kembalikan ke keluarga masing-masing. Tentunya mereka juga kita berikan peralatan kerja," katanya usai menghadiri pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Jurusan Menjahit dan Bordir Aplikasi Bagi Siswi Binaan Angkatan Ke-75 Tahun Anggaran 2019.
Baca juga: Pengangguran di Banda Aceh Capai 14.000 Orang
"Ke-30 orang remaja ini, merupakan binaan angkatan ke-75 Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Rumoh Seujahtra Jroh Naguna," ucap Kepala Dinsos Aceh, Alhudri di Banda Aceh, Selasa.
Kedua pelatihan tersebut, kata dia, demi membina generasi muda supaya mampu menjawab tantangan, dan sekaligus menciptakan lapangan kerja yang diharapkan dapat menekan angka pengangguran dan perilaku kriminal di Aceh.
Anak-anak usia sekolah lanjutan tingkat atas berkisar antara 15-18 tahun itu, katanya, merupakan fase mencari jati diri sehingga apabila mereka mendapat bimbingan salah dari lingkungan pergaulannya, maka berdampak buruk bagi perkembangan seorang remaja tersebut.
"Mereka ini adalah anak-anak yang kurang mampu. Kita rekrut, dan kita bina agar nanti bisa hidup layak dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," katanya.
Ia berpesan kepada ke-30 orang remaja mengikuti pelatihan ini, agar memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, karena setiap siswa dan siswi binaan RSJN tidak cuma mendapatkan keterampilan.
Selain itu, mereka juga diberikan bimbingan mental, motivasi sosial, dan agama sebagai pondasi kehidupan. "Tujuannya agar mereka tidak hanya memiliki skil (kemampuan), tapi juga kesiapan mental dan pribadi yang baik sesuai dengan harapan bangsa kita," kata Alhudri.
Kepala UPTD RSJN, Saifullah kemarin mengatakan, tahun anggaran 2019 pihaknya menampung sebanyak 90 orang siswa dan siswi bagi dalam empat kelas, yakni menjahit, bordir, pengelasan, dan perbengkelan sepeda motor yang dilakukan secara bertahap.
Ia melanjutkan, siswa dan siswi yang direkrut untuk mendapat pelatihan keterampilan di RSJN secara merata pada 23 kabupaten/kota di Aceh sesuai kouta dan ketentuan yang telah ditentukan.
"Selama masa pendidikan, para siswa-siswi kita asramakan di sini. Setelah masa pendidikan habis, baru kita kembalikan ke keluarga masing-masing. Tentunya mereka juga kita berikan peralatan kerja," katanya usai menghadiri pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Jurusan Menjahit dan Bordir Aplikasi Bagi Siswi Binaan Angkatan Ke-75 Tahun Anggaran 2019.
Baca juga: Pengangguran di Banda Aceh Capai 14.000 Orang
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: