Houston (ANTARA) - Masalah-masalah geopolitik semakin menjadi perhatian di pasar energi global, menurut laporan prospek energi yang dirilis oleh Badan Energi Internasional (IEA) pada Senin (11/3).

Prospek "Minyak 2019: Analisis & Prakiraan hingga 2024" fokus pada ekspektasi lembaga itu terhadap pasar energi selama lima tahun ke depan dan mencakup implikasi bagi ekonomi dan geopolitik global.

"Kami sedang melihat bahwa kekhawatiran geopolitik semakin membayangi pasar minyak hari ini dan besok," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol Kepada wartawan di CERAWeek di Houston, Amerika Serikat, Senin.

Dia mengatakan bahwa perkembangan di Venezuela, Iran, Libya, dan wilayah lainnya dibahas sebanyak harga, investasi, permintaan dan teknologi.

"Ini adalah sesuatu yang menjadi perhatian Badan Energi Internasional karena kami ingin melihat pasar minyak, hanya pasar minyak," katanya, menambahkan bahwa situasi ini jarang ditekankan oleh lembaganya di masa lalu.

CERAWeek adalah pertemuan energi tahunan yang diadakan oleh perusahaan informasi yang berbasis di London, IHS Markit, yang menghadirkan pembicara terkemuka dari sektor-sektor energi, teknologi, dan keuangan. Pertemuan tahun ini dihadiri oleh lebih dari 4.500 tamu dari lebih dari 70 negara dan wilayah.

Ada dialog khusus tentang China serta beberapa diskusi yang dirancang untuk fokus pada pasar energi Asia dan China, karena China telah menjadi salah satu konsumen energi terbesar di dunia. Para pemimpin industri China, termasuk China National Petroleum Corporation, Sinopec dan Shanghai Petroleum, berpartisipasi dalam diskusi ini. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Harga minyak melonjak, Arab Saudi pertahankan pangkas produksi

Baca juga: Saham Boeing anjlok setelah pesawat 737 Max 8 jatuh lagi

Baca juga: IHSG dibuka menguat ikuti kenaikan bursa saham Amerika dan Asia