Jayapura (ANTARA News) - Kehadiran pasar tradisional di wilayah perbatasan RI dengan Papua Nugini (PNG) berdampak positif bagi peningkatan hubungan kerjasama ekonomi masyarakat perbatasan kedua negara sekaligus ikut menciptakan persahabatan di kalangan masyarakat bertetangga ini di masa yang akan datang. Dari pasar perbatasan Skow, Jayapura, Kamis, ANTARA News melaporkan hubungan persahabatan antarwarga perbatasan kedua negara ini tampak jelas ketika para pedagang asal RI dan PNG saling bertemu dan berinteraksi dalam kegiatan jual-beli barang-barang kebutuhan sehari-hari. Komunikasi diantara mereka berlangsung dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris PNG. Para pedangan warga RI berupaya untuk menguasai bahasa Inggris PNG atau Inggris Fiji sebaliknya para pedagang PNG pun berusaha belajar memahami bahasa Indonesia. Kondisi ini tidak mempersulit para pangunjung yang akan berbelanja di pasar ini karena ada warga PNG maupun RI yang menjadi penterjemah dan mereka ini umumnya penduduk di desa - desa yang berada di wilayah perbatasan kedua negara seperti penduduk Desa Skouw (RI) dan penduduk Wutung (PNG). Khusus penduduk yang bermukim di sekitar garis perbatasan kedua negara ini sudah sejak lama mereka menjalin hubungan kerjasama karena adat dan budaya mereka yang sama. "Bahkan ada pria warga negara PNG yang menikah dengan perempuan RI, begitu pun sebaliknya sehingga hubungan kekeluargaan ini tetap terjalin secara alamiah," kata Anthon, salah seorang tokoh masyarakat asal Skouw. Bahkan menurutnya, ada warga desannya yang mempunyai dusun sagu di wilayah negara PNG, demikian pula warga PNG yang mempunyai tanah hak ulayatnya di wilayah negara RI. Dengan demikian hubungan persahabatan dan kekerabatan antara masyarakat kedua negara yang bermukim di tapal batas ini semakin hari semakin kokoh. Mereka saling mengunjungi satu sama lain, termasuk menggelar pertandingan olahraga dan pesta adat secara bersama-sama dalam semangat kekeluargaan.(*)