Terhenti sejak 2016, Antam jajaki kembali ekspor emas ke India
11 Maret 2019 21:12 WIB
Sekretaris Perusahaan PT Antam Tbk Aprilandi H Setia, Direktur Keuangan Dimas Wikan Pramudhito, dan Direktur Pemasaran Tatang Hendra (dari kiri ke kanan) dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/3/2019). (ANTARA/Aji Cakti)
Jakarta (ANTARA) - PT Antam Tbk tengah menjajaki kembali pasar ekspor produk emas ke India yang sempat terhenti sejak tiga tahun lalu.
"Memang kita sekarang sedang berinisiasi untuk membuka kembali pasar ekspor ke India yang sempat terhenti pada tahun 2016. Kita sedang jajaki kembali," ujar Direktur Pemasaran Antam Tatang Hendra kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan penjajakan kembali pasar ekspor emas ke negara tersebut, karena terkait kebijakan fiskal yang diberlakukan oleh India.
"Konsumsi emas di India cukup besar, mungkin nomor dua setelah Tiongkok saat ini," ujar Tatang di sela konferensi pers mengenai laporan kinerja operasional dan keuangan Antam pada 2018.
Pada tahun lalu, Antam mengekspor emas ke Singapura, yang perusahaan tersebut banyak melakukan transaksi di negara tersebut.
Selain itu, pada 2018, Antam juga melakukan ekspor emas ke Jepang dengan volume yang tidak terlalu besar.
Sedangkan, untuk pasar domestik emas, pertumbuhan pada tahun lalu mengalami kenaikan 38 persen dan return of investment terjadi kenaikan sebesar tujuh persen pada kuartal keempat 2018 dibandingkan kuartal sama pada tahun sebelumnya.
Antam mencatatkan volume penjualan emas pada 2018 sebanyak 27.894 kg atau naik signifikan sebesar 11 persen, dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 13.202 kg seiring strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor.
Sedangkan, pendapatan Antam dari penjualan emas pada 2018 mencapai Rp16,69 triliun atau naik 126 persen dibandingkan penjualan emas pada 2017 yang tercatat sebesar Rp7,37 triliun.
Antam mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 1.957 kg pada 2018.
Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito menyebutkan penjualan emas pada 2018 sebagai prestasi luar biasa dan juga titik tertinggi dalam sejarah perusahaan tersebut.
Baca juga: 2018, laba Antam melesat 541 persen
Baca juga: Hambatan ekspor emas ke India harus segera diatasi
"Memang kita sekarang sedang berinisiasi untuk membuka kembali pasar ekspor ke India yang sempat terhenti pada tahun 2016. Kita sedang jajaki kembali," ujar Direktur Pemasaran Antam Tatang Hendra kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan penjajakan kembali pasar ekspor emas ke negara tersebut, karena terkait kebijakan fiskal yang diberlakukan oleh India.
"Konsumsi emas di India cukup besar, mungkin nomor dua setelah Tiongkok saat ini," ujar Tatang di sela konferensi pers mengenai laporan kinerja operasional dan keuangan Antam pada 2018.
Pada tahun lalu, Antam mengekspor emas ke Singapura, yang perusahaan tersebut banyak melakukan transaksi di negara tersebut.
Selain itu, pada 2018, Antam juga melakukan ekspor emas ke Jepang dengan volume yang tidak terlalu besar.
Sedangkan, untuk pasar domestik emas, pertumbuhan pada tahun lalu mengalami kenaikan 38 persen dan return of investment terjadi kenaikan sebesar tujuh persen pada kuartal keempat 2018 dibandingkan kuartal sama pada tahun sebelumnya.
Antam mencatatkan volume penjualan emas pada 2018 sebanyak 27.894 kg atau naik signifikan sebesar 11 persen, dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 13.202 kg seiring strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor.
Sedangkan, pendapatan Antam dari penjualan emas pada 2018 mencapai Rp16,69 triliun atau naik 126 persen dibandingkan penjualan emas pada 2017 yang tercatat sebesar Rp7,37 triliun.
Antam mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 1.957 kg pada 2018.
Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito menyebutkan penjualan emas pada 2018 sebagai prestasi luar biasa dan juga titik tertinggi dalam sejarah perusahaan tersebut.
Baca juga: 2018, laba Antam melesat 541 persen
Baca juga: Hambatan ekspor emas ke India harus segera diatasi
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: