Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2019 mengalokasikan anggaran untuk membangun sebanyak 650 sumur bor di seluruh daerah di Indonesia.

Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin mengatakan, hingga akhir tahun 2018, sumur bor tersebut telah melayani kebutuhan 6,6 juta jiwa penduduk.

Untuk tahun 2019 penduduk yang dilayani akan bertambah 1,8 juta jiwa melalui pembangunan 650 unit sumur bor di seluruh Indonesia.

"Kementerian ESDM pada tahun 2019 ini kembali meningkatkan anggaran program pembangunan sumur bor air tanah untuk dapat dibangun sebanyak 650 unit sumur bor, yang dapat melayani sampai dengan 1,8 juta jiwa penduduk," ujar Rudy.

Dengan kapasitas debit air mencapai 683,3 ribu m3/tahun, tambahan sumur bor di tahun 2019 ini akan didistribusikan kepada 31 wilayah provinsi dan 232 wilayah kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Jika ditelisik kebelakang, sejatinya sumur bor sudah mulai dibangun sejak tahun 2005, baru terbangun 26 unit di tahun tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya sumur bor terus dibangun guna memberikan akses air bersih kepada masyarakat sulit air dari Sabang sampai Merauke.

Setiap tahun, anggaran Kementerian ESDM untuk pembangunan sumur bor ini terus ditingkatkan. Misalnya saja di tahun 2015 dibangun 105 sumur, tahun 2016 sebanyak 197 sumur dan tahun 2017 dibangun 237 buah sumur.

Lonjakan pembangunan sumur bor terlihat di tahun 2018, anggaran pembangunan sumur bertambah lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Sebanyak 506 titik telah dipasang unit sumur bor yang terdiri dari sumur, pompa selam, rumah pompa, mesin generator kapasitas 10 kVA beserta rumah genset dan penampung air kapasitas 5.000 liter yang dilengkapi dengan kran.

Hingga akhir 2018 sudah terdapat 2.288 titik sumur bor telah dibangun yang memberikan layanan air bersih kepada 6,6 juta jiwa. Dari titik-titik sumur bor tersebut mengalir 144,4 juta m3 /tahun untuk 499 Desa di 396 Kecamatan yang tersebar di 175 Kabupaten/Kota yang terdapat di 27 Provinsi seluruh Indonesia.

"Pada tahun 2018, Badan Geologi juga membantu penyediaan sarana air bersih melalui pembangunan sumur bor tanggap darurat sebanyak 55 unit, untuk Gunung Agung di Pulau Bali sebanyak 5 unit untuk bencana erupsi; sebanyak 13 unit untuk bencana gempa bumi di Pulau Lombok dan sebanyak 37 unit untuk bencana gempabumi-tsunami-likuifaksi di Sulawesi Tengah," jelas Rudi. Pembangunan sumur bor yang sejak 2005 ini diakui Rudi bukan perkara mudah. Berbagai kendala dihadapi mulai dari proses pencarian sumber air, proses pengeboran yang terkadang sulit karena tanah yang padat dan berbatu, serta akses transportasi yang sulit untuk remote area. Meski demikian, pembangunan sumur bor terus dilakukan sehingga setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Mengingat air merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, baik untuk konsumsi sehari-hari maupun untuk kebutuhan lainnya.

Baca juga: Desa Abdya bangun sumur bor dari dana desa