Metropolitan
Komunitas "Indonesia Tersenyum" gelar lomba pelukis jalanan
11 Maret 2019 17:53 WIB
Ketua Umum Komunitas Indonesia Tersenyum Ivan Andy Darmawan, Ketua Umum Hasta Mahardika Soehartonesia Giyanto Hadi Prayitno bersama Titiek Soeharto dan Nur Asia Uno dalam pameran lukisan sekaligus lomba lukis bagi para pelukis jalanan di Aula Para Kusumo, lantai 2 Gedung Granadi Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Senin (11/03/2019). Istimewa
Jakarta (ANTARA) - Komunitas "Indonesia Tersenyum" menggelar lomba pelukis jalanan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya dan minat.
"Pudarnya budaya melukis pun berimbas pada menurunnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya," kata Ketua Umum Komunitas Indonesia Tersenyum, Ivan Andy Darmawan di Jakarta Selatan, Senin.
Hal itu menjadi alasan utama pihaknya bersama Hasta Mahardika Soehartonesia menggelar pameran lukisan sekaligus lomba lukis bagi para pelukis jalanan di Aula Para Kusumo, lantai 2 Gedung Granadi Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin.
Pameran yang berlangsung selama tiga hari, yakni mulai dari tanggapan 11 hingga 14 Maret 2019 itu diungkapkannya turut membuka sesi belajar melukis bersama pelukis nasional, Syumidjo.
Sesi belajar yang dibuka oleh Titiek Soeharto dan Nur Asia Uno terbuka dan gratis bagi masyarakat umum.
"Lukisan adalah salah satu wujud budaya Indonesia yang perlu dilestarikan, lukisan adalah potret bangsa dalam kanvas, yang dituangkan melalui torehan kuas, pasta dan codetan pisau palet oleh para pelukis dari sederetan pelukis jalanan hingga pelukis Indonesia yang telah mendunia," kata Ivan.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyebutkan pameran lukisan bertajuk "Membangun Kembali Kejayaan Indonesia" itu memamerkan sejumlah karya dari pelukis kenamaan nasional, antara lain Syumidjo EST, Toto Sunu, Indira Ratna, Averos Dahlan dan Edi Markas.
Mereka memamerkan sejumlah karya indah, seperti potret kebangsawanan hingga kemiskinan warga Ibu Kota, gagahnya nelayan yang bertarung menaklukkan lautan sampai hamparan padi padi keemasan yang bersaing dengan gedung tinggi dan pabrik megah.
Dalam goresannya, para pelukis pun bercerita tentang gemulainya penari Jawa sampai dengan sepak terjang kawanan kuda serta auman sang raja hutan.
"Kebangkitan Indonesia, kira-kira itu yang menjadi proyeksi masa depan," kata Ivan.
Ditemui bersamaan, Ketua Umum Hasta Mahardika Soehartonesia, Giyanto Hadi Prayitno berharap Industri kreatif Indonesia, termasuk seni lukis nasional dapat berjaya di dunia sekaligus menjadi salah satu roda penggerak ekonomi nasional menuju Indonesia Adil dan Makmur.
"Semoga dengan adanya Pameran ini, dapat menjadikan kebudayaan, khususnya lukisan sebagai salah satu penggiat ekonomi kreatif yang dapat menyumbangkan devisa bagi negara, membuat Indonesia berjaya dan tersenyum kembali," katanya.
"Pudarnya budaya melukis pun berimbas pada menurunnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya," kata Ketua Umum Komunitas Indonesia Tersenyum, Ivan Andy Darmawan di Jakarta Selatan, Senin.
Hal itu menjadi alasan utama pihaknya bersama Hasta Mahardika Soehartonesia menggelar pameran lukisan sekaligus lomba lukis bagi para pelukis jalanan di Aula Para Kusumo, lantai 2 Gedung Granadi Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin.
Pameran yang berlangsung selama tiga hari, yakni mulai dari tanggapan 11 hingga 14 Maret 2019 itu diungkapkannya turut membuka sesi belajar melukis bersama pelukis nasional, Syumidjo.
Sesi belajar yang dibuka oleh Titiek Soeharto dan Nur Asia Uno terbuka dan gratis bagi masyarakat umum.
"Lukisan adalah salah satu wujud budaya Indonesia yang perlu dilestarikan, lukisan adalah potret bangsa dalam kanvas, yang dituangkan melalui torehan kuas, pasta dan codetan pisau palet oleh para pelukis dari sederetan pelukis jalanan hingga pelukis Indonesia yang telah mendunia," kata Ivan.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyebutkan pameran lukisan bertajuk "Membangun Kembali Kejayaan Indonesia" itu memamerkan sejumlah karya dari pelukis kenamaan nasional, antara lain Syumidjo EST, Toto Sunu, Indira Ratna, Averos Dahlan dan Edi Markas.
Mereka memamerkan sejumlah karya indah, seperti potret kebangsawanan hingga kemiskinan warga Ibu Kota, gagahnya nelayan yang bertarung menaklukkan lautan sampai hamparan padi padi keemasan yang bersaing dengan gedung tinggi dan pabrik megah.
Dalam goresannya, para pelukis pun bercerita tentang gemulainya penari Jawa sampai dengan sepak terjang kawanan kuda serta auman sang raja hutan.
"Kebangkitan Indonesia, kira-kira itu yang menjadi proyeksi masa depan," kata Ivan.
Ditemui bersamaan, Ketua Umum Hasta Mahardika Soehartonesia, Giyanto Hadi Prayitno berharap Industri kreatif Indonesia, termasuk seni lukis nasional dapat berjaya di dunia sekaligus menjadi salah satu roda penggerak ekonomi nasional menuju Indonesia Adil dan Makmur.
"Semoga dengan adanya Pameran ini, dapat menjadikan kebudayaan, khususnya lukisan sebagai salah satu penggiat ekonomi kreatif yang dapat menyumbangkan devisa bagi negara, membuat Indonesia berjaya dan tersenyum kembali," katanya.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019
Tags: