Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore menguat pascatren koreksi, yang terjadi sepekan terakhir.
Kurs rupiah Senin sore menguat 23 poin menjadi Rp14.291 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.314 per dolar AS.
"Rupiah hari ini menguat karena data NFP US jauh di bawah ekspektasi," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Senin.
Non farm payroll (NFP) adalah data ekonomi yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat yang menghitung jumlah tenaga kerja yang aktif bekerja selama periode satu bulan sebelumnya. Data ini mencakup tenaga kerja di semua bidang kecuali sektor industri pertanian.
Pada Februari 2019 lalu, jumlah tenaga kerja aktif tercatat hanya mencapai 20.000 dibandingkan bulan sebelumnya 311.000. Data tersebut juga sangat jauh dari estimasi ekonom yaitu 180.000.
Menurut Rully, penguatan kurs rupiah hari ini relatif cukup baik mengingat masih tingginya ketidakpastian ekonomi global.
"Apalagi data trade balance sepertinya masih belum akan membaik bulan ini," kata Rully.
Ia memprediksi, sepekan ini nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.300 per dolar AS hingga Rp14.350 per dolar AS.
Nilai tukar (kurs) rupiah pada pagi dibuka melemah Rp14.334 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.278 per dolar AS hingga Rp14.334 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.324 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.223 per dolar AS.
Rupiah Senin sore menguat pascakoreksi sepekan terakhir
11 Maret 2019 17:53 WIB
Karyawan memegang mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: