AP I siapkan gerai UMKM di NYIA
11 Maret 2019 12:54 WIB
Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kanan) didampingi Dirut PT Angkasa Pura I Faik Fahmi (kiri) saat meninjau pembangunan Terminal 1 Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo, DI Yogyakarta, Kamis (21/2/2019). Kunjungan tersebut guna melihat secara langsung sejauh mana perkembangan pembangunan bandara NYIA yang ditargetkan akan beroperasi pada bulan April mendatang. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/ama.
Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), menyiapkan lokasi khusus di Bandara Internasional Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/NYIA), Kulon Progo.
"Kami berharap melalui gerai khusus UMKM di NYIA ini dapat meningkatkan upaya promosi dan pemasaran bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah serta meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Kulon Progo maupun Provinsi DIY," kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devy Suradji dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Sebagai BUMN yang mempunyai tanggung jawab sebagai agen pembangunan, lanjut Devy, upaya yang dilakukan Angkasa Pura I ini merupakan salah satu komitmen untuk turut memajukan perekonomian masyarakat di sekitar bandara. " Inisiatif ini semoga dapat membantu mengenalkan produk UMKM DIY dan Kulon Progo kepada dunia melalui NYIA," kata Devy.
Pada tahap awal pengoperasian terminal internasional NYIA nanti, Angkasa Pura I menyediakan lima titik gerai UMKM yang masing-masing berukuran 1,5 meter persegi dan satu gerai berukuran 50 meter persegi yang tersebar di area boarding lounge.
Angkasa Pura I menggandeng Dinas Koperasi dan UMKM (Diskop UMKM) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam menentukan UMKM dan produk apa saja yang akan ditampilkan di gerai-gerai tersebut.
"Gerai UMKM ini akan memprioritaskan produk-produk lokal DIY. Untuk pembagian gerai, dua titik dialokasikan untuk UMKM Kulon Progo dan sisanya akan kami seleksi untuk UMKM DIY dan kabupaten sekitarnya," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY Srie Nurkyatsiwi.
Semua akan dilakukan kurasi produk dan evaluasi sesuai tata kelola yang ditentukan. Khusus UMKM yang bergerak di bidang kuliner, wajib memiliki izin produksi industri rumah tangga (PIRT), sertifikat halal, dan lolos uji BPOM.
Saat ini sudah ada 190 produk unggulan binaan Diskop UMKM DIY yang berpotensi masuk NYIA, yaitu dari kerajinan (batik, kayu, kulit, perak, kontemporer), fashion (hijab, baju, tas, sepatu, sandal), dan kuliner (makanan dan minuman kemasan).
Nantinya produk UMKM akan terbagi menjadi food, craft, dan fashion yang akan mengisi gerai-gerai yang disediakan Angkasa Pura I di area keberangkatan NYIA selama operasional terminal internasional hingga bandara ini siap beroperasi penuh di akhir tahun 2019.
Progres NYIA
Mengenai progres NYIA pembangunannya untuk tahap operasional terminal internasional telah mencapai 76,5 persen hingga minggu ke-33 pelaksanaan pekerjaan atau 3 Maret 2019. NYIA merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan oleh Pemerintah RI kepada Angkasa Pura I.
NYIA mendesak untuk dibangun mengingat Bandara Adisutjipto yang ada saat ini sudah dalam kondisi lack of capacity. Ditargetkan pembangunan NYIA akan selesai 100 persen untuk pembangunan fase 1 pada Desember 2019.
NYIA akan memiliki terminal penumpang seluas 210 ribu meter persegi berkapasitas 14 juta penumpang per tahun, hampir 9 kali lipat dari kapasitas Bandara Adisutjipto. NYIA nantinya digadang-gadang akan menjadi bandara terbesar ketiga di Tanah Air.
"Kami berharap melalui gerai khusus UMKM di NYIA ini dapat meningkatkan upaya promosi dan pemasaran bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah serta meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Kulon Progo maupun Provinsi DIY," kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devy Suradji dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Sebagai BUMN yang mempunyai tanggung jawab sebagai agen pembangunan, lanjut Devy, upaya yang dilakukan Angkasa Pura I ini merupakan salah satu komitmen untuk turut memajukan perekonomian masyarakat di sekitar bandara. " Inisiatif ini semoga dapat membantu mengenalkan produk UMKM DIY dan Kulon Progo kepada dunia melalui NYIA," kata Devy.
Pada tahap awal pengoperasian terminal internasional NYIA nanti, Angkasa Pura I menyediakan lima titik gerai UMKM yang masing-masing berukuran 1,5 meter persegi dan satu gerai berukuran 50 meter persegi yang tersebar di area boarding lounge.
Angkasa Pura I menggandeng Dinas Koperasi dan UMKM (Diskop UMKM) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam menentukan UMKM dan produk apa saja yang akan ditampilkan di gerai-gerai tersebut.
"Gerai UMKM ini akan memprioritaskan produk-produk lokal DIY. Untuk pembagian gerai, dua titik dialokasikan untuk UMKM Kulon Progo dan sisanya akan kami seleksi untuk UMKM DIY dan kabupaten sekitarnya," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY Srie Nurkyatsiwi.
Semua akan dilakukan kurasi produk dan evaluasi sesuai tata kelola yang ditentukan. Khusus UMKM yang bergerak di bidang kuliner, wajib memiliki izin produksi industri rumah tangga (PIRT), sertifikat halal, dan lolos uji BPOM.
Saat ini sudah ada 190 produk unggulan binaan Diskop UMKM DIY yang berpotensi masuk NYIA, yaitu dari kerajinan (batik, kayu, kulit, perak, kontemporer), fashion (hijab, baju, tas, sepatu, sandal), dan kuliner (makanan dan minuman kemasan).
Nantinya produk UMKM akan terbagi menjadi food, craft, dan fashion yang akan mengisi gerai-gerai yang disediakan Angkasa Pura I di area keberangkatan NYIA selama operasional terminal internasional hingga bandara ini siap beroperasi penuh di akhir tahun 2019.
Progres NYIA
Mengenai progres NYIA pembangunannya untuk tahap operasional terminal internasional telah mencapai 76,5 persen hingga minggu ke-33 pelaksanaan pekerjaan atau 3 Maret 2019. NYIA merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan oleh Pemerintah RI kepada Angkasa Pura I.
NYIA mendesak untuk dibangun mengingat Bandara Adisutjipto yang ada saat ini sudah dalam kondisi lack of capacity. Ditargetkan pembangunan NYIA akan selesai 100 persen untuk pembangunan fase 1 pada Desember 2019.
NYIA akan memiliki terminal penumpang seluas 210 ribu meter persegi berkapasitas 14 juta penumpang per tahun, hampir 9 kali lipat dari kapasitas Bandara Adisutjipto. NYIA nantinya digadang-gadang akan menjadi bandara terbesar ketiga di Tanah Air.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: