YBM-BRI bantu petani kembangkan budi daya cabai rawit
10 Maret 2019 22:35 WIB
Petani binaan YBM-BRI memanen cabai rawit melalui bantuan dana zakat program Peningkatan Keterampilan Usaha Rakyat (PKUR) bidang pertanian. (FOTO ANTARA/HO-Humas YBM-BRI)
Mataram (ANTARA) - Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM-BRI) melalui dana zakat membantu petani mengembangkan budi daya cabai rawit melalui program Peningkatan Keterampilan Usaha Rakyat (PKUR).
General Manager YBM-BRI, Dwi Iqbal Noviawan, dalam pernyataan yang diterima diterima Antara, Ahad menjelaskan, kelompok usaha binaan YBM BRI dalam bidang pertanian di Dusun Wanteyan, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berhasil panen besar pada komoditas pertanian yang dikembangkannya.
PKUR yang dibina YBM-BRI di Magelang itu sejak Agustus 2018 menanam cabai rawit sebanyak 20 ribu batang pada lahan seluas 1.000 meter.
"Berkat upaya pembinaan dan bimbingan para pendamping berpengalaman, program ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan taraf ekonomi para petani di wilayah tersebut," katanya.
Keberhasilan di Magelang itu, kata Iqbal, adalah hal sama sebagaimana yang juga dirasakan di wilayah-wilayah lainnya melalui program PKUR yang dikembangkan YBM-BRI di seluruh Indonesia.
Salah satu dari 10 penerima manfaat yang bergabung dalam kelompok program PKUR dari dana zakat YBM-BRI, Habib Salamun menjelaskan ia mulai menanam cabai rawit sejak bulan Agustus 2018.
"Alhamdulillah sejak Januari 2019 hingga saat ini hasil panen mencapai 12.474 kg," katanya yang menambahkan bahwa panen itu berlanjut hingga bulan April.
Ia menjelaskan bahwa hasil panen cabai rawit itu dijual dengan harga Rp12.000 per kg.
Habib Salamun mewakili Kelompok PKUR budi daya cabai Dusun Wanteyan Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang menyampaikan terima kasih kepada YBM BRI yang sudah membantu dan memberikan modal usaha serta pendampingan kepada kelompok petani itu.
"Sehingga kami dapat memperoleh keuntungan yang cukup besar pada panen kali ini. Semoga kami bisa menjadi petani yang maju dan berkualitas," katanya.
Sementara itu, Dwi Iqbal Noviawan menambahkan optimalisasi zakat dapat dipandang sebagai upaya mendorong terpenuhinya kebutuhan dasar manusia agar tercapainya kesejahteraan hidup khususnya bagi mustahik (badan atau orang yang berhak menerima zakat)
Indonesia, kata dia, memiliki tantangan untuk mencapai tujuan kesejahteraan dari penetapan aturan tersebut, namun masih belum optimalnya pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, sehingga sebagian
penduduk Indonesia masih berada dalam lingkup kemiskinan.
Dalam rangka mendorong pemenuhan kebutuhan dasar mustahik yang tertuang dalam "maqasid syariah" dan peningkatan ekonomi, YBM BRI berinisiatif membuat Program PKUR.
Melalui program ini, katanya, YBM BRI memberikan stimulus modal, mentoring usaha, bimbingan usaha agar menjadi usaha yang bankable dan mampu mengakses sumber modal lainnya untuk perkembangan usaha.
Baca juga: YBM-BRI salurkan pendayagunaan dana zakat Rp115 miliar
Baca juga: Kemenko PMK-YBM BRI beri beasiswa penghafal Alquran
General Manager YBM-BRI, Dwi Iqbal Noviawan, dalam pernyataan yang diterima diterima Antara, Ahad menjelaskan, kelompok usaha binaan YBM BRI dalam bidang pertanian di Dusun Wanteyan, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berhasil panen besar pada komoditas pertanian yang dikembangkannya.
PKUR yang dibina YBM-BRI di Magelang itu sejak Agustus 2018 menanam cabai rawit sebanyak 20 ribu batang pada lahan seluas 1.000 meter.
"Berkat upaya pembinaan dan bimbingan para pendamping berpengalaman, program ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan taraf ekonomi para petani di wilayah tersebut," katanya.
Keberhasilan di Magelang itu, kata Iqbal, adalah hal sama sebagaimana yang juga dirasakan di wilayah-wilayah lainnya melalui program PKUR yang dikembangkan YBM-BRI di seluruh Indonesia.
Salah satu dari 10 penerima manfaat yang bergabung dalam kelompok program PKUR dari dana zakat YBM-BRI, Habib Salamun menjelaskan ia mulai menanam cabai rawit sejak bulan Agustus 2018.
"Alhamdulillah sejak Januari 2019 hingga saat ini hasil panen mencapai 12.474 kg," katanya yang menambahkan bahwa panen itu berlanjut hingga bulan April.
Ia menjelaskan bahwa hasil panen cabai rawit itu dijual dengan harga Rp12.000 per kg.
Habib Salamun mewakili Kelompok PKUR budi daya cabai Dusun Wanteyan Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang menyampaikan terima kasih kepada YBM BRI yang sudah membantu dan memberikan modal usaha serta pendampingan kepada kelompok petani itu.
"Sehingga kami dapat memperoleh keuntungan yang cukup besar pada panen kali ini. Semoga kami bisa menjadi petani yang maju dan berkualitas," katanya.
Sementara itu, Dwi Iqbal Noviawan menambahkan optimalisasi zakat dapat dipandang sebagai upaya mendorong terpenuhinya kebutuhan dasar manusia agar tercapainya kesejahteraan hidup khususnya bagi mustahik (badan atau orang yang berhak menerima zakat)
Indonesia, kata dia, memiliki tantangan untuk mencapai tujuan kesejahteraan dari penetapan aturan tersebut, namun masih belum optimalnya pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, sehingga sebagian
penduduk Indonesia masih berada dalam lingkup kemiskinan.
Dalam rangka mendorong pemenuhan kebutuhan dasar mustahik yang tertuang dalam "maqasid syariah" dan peningkatan ekonomi, YBM BRI berinisiatif membuat Program PKUR.
Melalui program ini, katanya, YBM BRI memberikan stimulus modal, mentoring usaha, bimbingan usaha agar menjadi usaha yang bankable dan mampu mengakses sumber modal lainnya untuk perkembangan usaha.
Baca juga: YBM-BRI salurkan pendayagunaan dana zakat Rp115 miliar
Baca juga: Kemenko PMK-YBM BRI beri beasiswa penghafal Alquran
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: